FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN BPJS KESEHATAN DI RS MMC JAMBI
PROF. DR. H. SYAMSURIJAL TAN, SE, MA (1)
dr.
ESA INDAH AYUDIA TAN (2)
MAULIDIA
IMASTARY TAN, SE, MM (3)
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas
Jambi, Jambi
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen terhadap Pelayanan BPJS Kesehatan di RS MMC
Jambi”. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui dan menganalisis kepuasan konsumen BPJS di Rumah Sakit Mayang
Medical Centre (MMC) di Kota Jambi. Kemudian ntuk mengetahui dan menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen BPJS di Rumah Sakit Mayang
Medical Centre (MMC) di Kota Jambi. Penelitian
ini menggunakan data primer yang diperoleh secara langsung tersebut yaitu
berdasarkan wawancara dan kuisioner yang telah disusun dengan data tentang
kepuasan konsumen terhadap pelayanan konsumen BPJS Kesehatan di RS MMC Jambi
dan kuisioner berisikan pilihan jawaban yang telah disediakan peneliti.
Berdasarkan hasil pengolahan data
diperoleh hasil: (1) Tingkat pelayanan yang diberikan pihak Rumah sakit kepada
pasien BPJS di Rumah Sakit Mayang Medical Centre (MMC) tergambar dari hasil
penelitian ini. dengan rata-rata skor di angka 7. (2) Fasilitas yang ada di
Rumah Sakit sangat menentukan bagiu kenyamanan seorang pasien, mulai dari area
parkir, ruang tunggu, kamar rawat, musholla, toilet hingga alat serta
obat-obatan yang dimiliki Rumah Sakit diperoleh skor 7. (3) Biaya merupakan hal
yang dipertimbangkan pasien dalam berobat khususnya oleh pasien BPJS, dalam
penelitian ini di dapat skor rata – rata 7. (4) Jarak menjadi salah satu hal
yang dipertimbangkan dalam memilih Rumah sakit untuk berobat, dari hasil
penelitian yang telah dilakukan diperoleh rata – rata Sedangkan pengolahan data
menggunakan Eviews.09 dengan metode analisis regresi berganda diketahui secara
bersama-sama variabel bebas faktor (pelayanan,
fasilitas, biaya, jarak) secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap Kepuasan konsumen BPJS di Rumah Sakit
Mayang Medical Centre (MMC). Sedangkan secara individual diperoleh hasil
: (1) variabel pelayanan berpengaruh positif signifikan. (2) variabel fasilitas
berpengaruh positif dan signifikan. (3) variabel biaya berpengaruh positif dan
signifikan. (4) variabel jarak berpengaruh negatif dan tidak signifikan.
Kata Kunci :
Kepuasan, Pelayanan, Fasilitas, Biaya, Jarak.
I.
PENDAHULUAN
Pembangunan
ekonomi Indonesia yang semakin berkembang yang diperlihatkan dengan
meningkatnya pendapatan perkapita dari tahun ke tahun semakin membuat
pergeseran kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi produk. Pada awalnya konsumen
mendapat kepuasan karena dapat memperoleh sejumlah produk yang diinginkannya,
kemudian bergeser kepada harga dan kualitas produk tersebut. Konsumen selalu
menginginkan harga yang murah dan produk yang berkualitas. Mekanisme pergeseran
permintaan konsumen merupakan pola normal, termasuk pergeseran dalam
mengkonsumsi produk kesehatan.
Penyebab
buruknya aspek kesehatan di Indonesia adalah kesenjangan ekonomi rakyat
Indonesia, biasanya membuat hanya masyarakat berpenghasilan tinggi yang mampu
menjangkau biaya kesehatan yang cenderung mahal dan baik. Sementara masyarakat
yang berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau biaya layanan kesehatan
sehingga muncul diskriminasi pelayanan kesehatan. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, pemerintah pada tahun 2004 mengeluarkan Undang-Undang No.40 tentang
sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU 40/2004 ini mengamanatkan bahwa
jaminan sosial wajib bagi seluruh rakyat Indonesia. Salah satu program dari
SJSN adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu institusi yang legal
yaitu : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan adalah lembaga yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia menurut Undang-undang Nomor 40
Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011. Sesuai Undang-undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,
BPJS merupakan badan hukum nirlaba.
Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah
berdiam di Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota BPJS. Ini
sesuai pasal 14 UU BPJS. Menjadi peserta BPJS tidak hanya wajib bagi pekerja di
sektor formal, namun juga pekerja informal. Pekerja informal juga wajib menjadi
anggota BPJS Kesehatan. Para pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan membayar
iuran sesuai dengan tingkatan manfaat yang diinginkan.
Kepuasaan konsumen BPJS di Rumah
Sakit MMC Jambi merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai. Permasalahan umum
yang dihadapi konsumen BPJS, kurang puas atas pelayanan yang bdiberikan oleh
Rumah Sakit, bukan saja persoalan kesulitan adminitrasi keuangan dan juga
adminstrasi kepegawaian, sehingga terkesan menyulitkan konsumen dalam
memperoleh kepuasan. Banyak faktor yang mempengaruhinya kepuasan konsumen
tersebut. Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah :
1.
Bagaimana
deskripsi kepuasan konsumen BPJS di Rumah Sakit Mayang Medical Centre (MMC) di Kota Jambi.
2.
Faktor-faktor
apa yang mempengaruhi kepuasan konsumen BPJS di Rumah Sakit Mayang Medical Centre (MMC) di Kota
Jambi.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
Kepuasan konsumen adalah sejauh mana manfaat sebuah produk
dirasakan sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan. Menurut Philip Kotler
dan Kevin Lane Keller yang dikutip dari buku Manajemen Pemasaran mengatakan
bahwa KepuasanKonsumenadalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan antara kinerja produk yang dirasakan
dengan harapannya. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah respon terhadap
evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan
sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian. Kepuasan
juga berarti gambaran senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang
diharapkan..
Oliver (dalam Peter dan Olson, 1996), menyatakan bahwa kepuasan
pelanggan adlah rangkuman kondisi psikologis yang dihasilkan ketika emosi yang
mengelilingi harapan tidak cocok dan dilipatgandakan oleh perasaan-perasaan
yang terbentuk mengenai pengalaman pengkonsumsian. Westbrook &Reilly (dalam
Tjiptono, 2005) mengemukakan bahwa kepuasan konsumen merupakan respon emosional
terhadap pengalaman yang berkaitan dengan produk atau jasa yang dibeli.
Gasper (dalam Nasution, 2005) mengatakan bahwa kepuasan
konsumen sangat tergantung kepada persepsi dan harapan konsumen. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan konsumen antara lain :
a.
Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang
dirasakan konsumen ketika sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen
produk.
b.
Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari
perusahaan maupun pesaing-pesaingnya
c.
Pengalaman dari teman-teman.
Pelayanan kesehatan adalah pengunaan faslitas pelayanan
kesehatan yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan
oleh petugas/ tenaga ataupun bentuk kegiatan-kegiatan lain dari pemanfaatan
pelayanan kesehatan tersebut (Azwar, 1996). Pelayanan kesehatan sebagai produk
jasa memiliki keunikan dengan ciri utama:
1.
Adanya sifat ketidakpastian (uncertainty) terkait waktu, tempat urgensi
dan biaya.
2.
Adanya ketidakseimbangan informasi (asymetry of information) antara provider
dengan pengguna jasa.
3.
Adanya manfaat atau risiko kerugian bagi orang lain.
Adapun syarat pokok suatu pelayanan kesehatan dapat
dikatakan baik menurut Azwar (1996) haruslah:
1.
Tersedia dan berkesinambungan (available and continuous).
2.
Dapat diterima dan wajar (acceptable and appropriate).
3.
Mudah dicapai (accessible).
4.
Mudah dijangkau (affordable).
5.
Bermutu (quality).
Fasilitas merupakan
sesuatu yang berupa benda atau alay yang bisa digunakan atau dimanfaatkan untuk
memperlancar atau menjalankan suatu usaha tertentu demi mencapai sebuah tujuan.
Berdasarkan Peraturan Presiden RI No.12 tahun 2013 tentang agunan kesehatan,
disebutkan bahwa fasilitas kesehatan ialah fasilitas pelayanan kesehatan yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya peleyanan kesehatan perorangan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakt, fasilitas kesehatan tersebut
haruslah menjamin kesehatan dari pesertanya sendiri. Fasilitas kesehatan juga
berarti segala sarana dan prasarana yang bisa menunjang dalam dunia kesehatan,
di era modern dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih berdampak positif bagi fasilitas-fasilitas
kesehatan.
Harga
merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya)
yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang
atau jasa. Perusahaan harus menetapkan harga secara tepat agar dapat sukses
dalam memasarkan barang atau jasa. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran
pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan
ketiga unsur lain (produk, distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya.
Disamping itu, harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel,
artinya dapat diubah dengan cepat (Tjiptono, 1999).
Harga memiliki dua peranan utama dalam
pengambilan keputusan para pembeli (Tjiptono, 1999), yaitu:
1.
Peranan alokasi harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk
memutuskan cara memperolehnya manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkam
berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para
pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis
barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternative yang
tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
2.
Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam memberi tahu konsumen
mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat
dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitas untuk menilai faktor produk
atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa
harga yang tinggi mencerminkan kualitas yang baik.
Lokasi fasilitas jasa merupakan salah
satu faktor krusial yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu jasa, karena
lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial penyedia jasaaa. Menurut Gregorius
Chandra (2005), pemilihan lokasi fisik memerlukan pertimbangan cermat terhadap
faktor-faktor berikut:
1. Akses, yaitu lokasi yang dilalui mudah
dijangkai sarana transportasi umum.
2.
Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari
jarak pandang normal.
3.
Lalu lintas, menyangkut dua pertimbangan utama, yaitu (a) Banyak orang yang
berlalu lalang bisa memberikan peluang besar terjadinya impulse buying, yaitu
keputusan pembelian yang sering terjadi spontan atau tanpa perencanaandan (b)
Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga menjadi hambatan.
4.
Tempat parkir yang luas, nyaman dan aman.
5.
Ekspansi yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian
hari
6.
Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.
7.
Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Dalam menentukan lokasi sebuah usaha, perlu
dipertimbangkan apakah di jalan atau daerah tersebut telah terdapat banyak
usaha yang sejenis atau tidak.
8.
Peraturan Pemerintah yang berisi ketentuan untuk mengatur lokasi dari
sebuahusaha-usaha tertentu, misalnya bengkel kendaraan bermotor dilarang
berlokasi yang terlalu berdekatan dengan tempat ibadah.
Banyak
faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen kesehatan BPJS. Dalam kaitan dengan
penelitian ini, teori kepuasan konsumen menjadi dasar untuk membahas teori yang
berikaitan dengan kepuasan konsumen BPJS di Rumah Sakit Mayang Medical Centre (Mayang Medical Centre) di Kota Jambi. Beberapa
faktor tersebut adalah pelayanan, fasilitasr,
jarak dan harga/biaya berkut adalah uraian tentang faktor-faktor tersebut :
(a). Pelayanan
Jasa rumah sakit bagi konsumen BPJS mempunyai peranan
penting untuk meningkatkan kepuasan bagi konsumen. Jasa tersebut dapat
bersumber dari tenaga dokter, perawat, bidan dan tenaga medis lainnya serta
tenaga kepegawaian lainnya. Kualitas jasa pelayanan sangat dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan, agama dan budaya serta pengalaman dari tenaga kesehatan.
Kemudian juga dipengaruhi oleh baik atau tidaknya manajemen Rumah Sakit Mayang Medical Centre (MMC).
(b). Fasilitas
Fasilitas yang dimaksud disini
adalah fasilitas yang berkaitan dengan ketersediaan infrastruktur fisik
(gedung, ruang perawatan, ruang tunggu, WC, kamar mandi dan Musyolla dan
infrastruktur fisik lainnya).Selain infrastruktur fisik, kepuasan konsumen BPJS
juga dipengaruhi oleh kecukupan dan kualitas obat-obatan, serta peralatan medis
lainnya. Adapun pengaruh fasilitas terhadap keuasan konsumen adalah positif,
semakin lengkap dan berkualitas fasilitas yang dimiliki rumah sakit akan
semakin tinggi keuasan konsumen.
(c). Harga/Biaya
Harga yang dimaksud disini harga
total yang berupa biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk berobat di Rumah
Sakit Mayang Medical Centre (MMC)
yang meliputi biaya kamar, obat dan jasa doter dan biaya lainnya. Konsumen akan
puas bila biaya yang dikeluarkannya sama dengan kepuasan yang diperolehnya.
Semakin tinggi biaya akan semakin rendah kepuasan yang diperoleh konsumen dan
demikian sebaliknya.
(d). Jarak
Jarak merupakan jarak antara Rumah Sakit Mayang Medical Centre (MMC) dengan
tempat tinggal konsumen, termasuk strategis tidaknya lokasi Rumah Sakit MMC.
Dilihat dari letak, RS MMC terletak sangat strategis karena mudah dijangkau
dengan semua alat kenderaan umum dan pribadi, hal ini akan meningkatkan
kepuasan konsumen BPJS. Semakin dekat dengan jarak tempat tinggal konsumen akan
semakin meningkat pula kepuasan konsumen, demikian sebaliknya.
3. METODELOGI PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Untuk merealisir
peneltian ini dibutuhkan seperangkat data yang dapat dikelompokkan kedalam data
primer dan data sekunder. Data yang dikumpulkan meliputi :
a.
Data
Primer
Data
yang diperoleh secara langsung tersebut yaitu berdasarkan wawancara dan
kuisioner yang telah disusun dengan data tentang kepuasan konsumen terhadap
pelayanan konsumen BPJS Kesehatan di RS MMC Jambi dan kuisioner berisikan
pilihan jawaban yang telah disediakan peneliti. Adapun beberapa data yang
dikumpulkan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Pelayanan
2.
Ketersediaan infrastruktur
3.
Biaya yang harus dikeluarkan
4.
Lokasi
b.
Data
Sekunder
Data sekunder merupakan data yang
sudah terkumpul dan tersedia di Rumah Sakit Mayang Medical Centre. Data yang
dibutuhkan adalah data yang diperoleh meliputi jumlah konsumen pemakai layanan
BPJS Kesehatan dan data-data yang bersifat sejarah berdirinya, jumlah karyawan
dan sarana prasarana yang ada di Rumah Sakit MMC.
Sumber data dalam penelitian ini
diperoleh dari observasi, wawancara, dan kuisioner yang disusun penulis
mengenai kepuasan konsumen terhadap pelayanan BPJS Kesehatan, sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh dari RS MMC Jambi.
Metode Analisis dan Pengolahan Data
a.
Analisis Deskriptif
Untuk menjawab
tujuan yang pertama mengenai tingkat kepuasan konsumen BPJS di Rumah Sakit MMC
di Kota Jambi digunakan metode deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif
berdasarkan data primer hasil dari kuisioner. Analisis kualitatif digunakan
untuk menggambarkan dan menguraikan keadaan persoalan yang didukung oleh fakta,
sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang dianalisis berdasarkan hasil
kuisioner.
b.
Analisis
Kuantitatif
Untuk menghitung pengaruh
beberapa variabel bebas terhadap tingkat kepuasan konsumen BPJS di Rumah sakit
MMC digunakan formula regresi linier berganda. Adapun model yang dibentuk
adalah :
K= f (Pe, Fa, Bi, Ja, e )
K= βo + β1Pe + β2Fa +
β3Bi + β4Ja
Dimana :
K = Kepuasan
Pe =
Pelayanan
Fa =
Fasilitas
Bi =
Biaya
Ja =
Jarak
βo =
Konstanta
βi =
Koefisien Regresi
Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan regresi,
kebenaran atau keakuratan hasil perhitungan regresi tersebut akan diuji dengan
beberapa uji statistik baik pengujian secara simultan (UJI F) dan secara
parsial (Uji t), serta juga menghitung koefisien diterminasi (R2).
Dan dilengkapi dengan melakukan uji asumsi klasik tanpa menggunakan uji
autokorelasi karena dalam penelitian ini menggunakan data primer.
1. Uji Statistik
Uji secara simultan disebut
juga dengan Uji F, mempunyai arti menguji pengaruh semua variabel bebas (Pe,
Fa, Bi dan Ja) tehadap variabel terikat kepuasan secara menyeluruh atau
simutan, apakah berpengaruh signifikan atau tidak. Standar statistik yang digunakan
paling besar nilai signifikansinya 5 - 10 persen. Kemudian dilengkapi dengan
menghitung koefisien diterminasi (R2), yang menunjukkan berapa besar
fluktuasi perubahan variabel investasi asing ditentukan oleh fluktuasi
perubahan variabel bebas.. Nilai R2 berada antara nol dan 100.
Semakin mendekati 100, menunjukkan
keterkaitan investasi asing dengan variabel bebas semakin kuat, sedangkan
semakin mendekati nol menunjukkan semakin lemah.
Pengujian secara parsial
dimaksudkan apakah masing-masing variabel bebas secara individual berpengaruh
signifikan terhadap perkembangan variabel terikat investasi asing. Pengujian
bukan saja terhadap besaran koefisien regresi tetapi juga arah hubungan antara
variabel bebas terhadap variabel terikat investasi asing, apakah negatif atau
positif. Dalam menentukan signifikan atau tidak signifikan akan dilihat dari
nilai signifikannya (α). Standar tingkat signifikansi yang digunakan paling
besar 10 persen, artinya angka menunjukkan tingkat kesalahan yang dapat ditolelir.
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendapat model yang
terbaik, tidak cukup hanyak dengan pengujian statistik, tetapi perlu dihitung
apakah memenuhi atau lolos dalam uji asumsi Klasik. Dalam pengujian asumsi
Klasik, ada beberapa yang harus diuji yaitu :
1.
Normalitas
2.
Heteroskedastisitas dan
3.
Multikolinearitas
Persoalan
mendasar, apakah data dalam penelitian ini dapat dikategori normal atau tidak. Asumsi
Klasik mengharuskan data yang diteliti harus normal. Untuk itu perlu diuji,
yang paling sederhana dengan menggambar diagram sederhana, atau dengan uji statistik Shapiro-Wilk. Jika nilai
sig > 0,05, maka data dapat dikategorikan terdistribusi normal. Kemudian
dilakukan uji heteroskedastisitas, untuk menguji apakah terjadi
perbedaan varian antar seri data. Heteroskedastisitas muncul apabila nilai
varian dari variabel terikat sebagaimana meningkatnya varian variabel bebas.
Hanya secara teoritis, gejala heteroskedastisitas sering terjadi pada data
cross-section daripada data time series. Pengujian masalah heteroskedastisitas
dilakukan dengan menggunakan uji koelasi Rank
Spearman.
Kemudian multikolinearitas
merupakan uji apakah terdapat korelasi antar variabel bebas dalam suatu
penelitian yang menggunakan data time series, sehingga menyulitkan mendeteksi
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Penyakit multikolinearitas
bisa dilakukan dengan menggunaka tolerance
value (tv) dan variance inflation factor
(VIF). Jika nilai tv > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi kolinearitas
antar variabel bebas.
Definisi
Operasional Variabel
Untuk
mengoperasionalkan data-data statistik yang dipergunakan dalam penelitian ini
baik untuk menjawab tujuan penelitian yang menggunakan peralatan deskriptif
kualitatif maunpun menggunakan regresi berganda akan dimanfaatkan
variabel-variabel berikut :
a.
Kepuasan, merupakan manfaat sebuah produk dirasakan
sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen BPJS di Rumah Sakit Mayang Medical Centre (MMC) Kota Jambi.
b.
Pelayanan, jasa yang
diterima dari
tenaga dokter, perawat, bidan dan tenaga medis serta tenaga kepegawaian lainnya kepada
konsumen BPJS di Rumah Sakit Mayang
Medical Centre (MMC) Kota Jambi.
c.
Fasilitas, merupakan
hal–hal berkaitan
dengan ketersediaan infrastruktur fisik gedung, ruang perawatan, ruang tunggu,
WC, kamar mandi dan musholla termasuk
alat-alat medis dan ketersediaan obat-obatan untuk pasien atau konsumen BPJS di
Rumah Sakit Mayang Medical Centre
(MMC) Kota Jambi.
d.
Biaya, merupakan harga
total yang harus dikeluarkan konsumen BPJS yang berobat di Rumah Sakit Mayang Medical Centre (MMC) yang meliputi biaya
kamar, obat dan jasa dokter
dan biaya lainnya.
e.
Jarak, merupakan jarak antara tempat
tinggal konsumen BPJS dengan Rumah
Sakit Mayang Medical Centre (MMC) Kota Jambi.
4.HASIL
DAN PEMBAHASAN
Analisis
Deskriptif
Rumah Sakit
Mayang Medical Centre (MMC) adalah rumah sakit swasta kelas D yang ada di Kota
Jambi, tepatnya berada di Jalan Ir.H.
Juanda No.56 Simp III Sipin berdri sejak tahun 2010 oleh Dr. Riswan Joni. Spb
sebagai direktur . Rumah Sakit Mayang Medical Centre (MMC) melakukan kegiatan
pelayanan jasa di bidang keehatan meliputi pelayanan rawat inap, pelayanan
rawat jalan serta semua kegiatan yang mengiringi rawat inap dan rawat jalan,
rumah sakit ini juga menampung rujukan yang berasal dari puskesmas. Rumah Sakit
Mayang Medical Centre (MMC) pernah menjadi Rumah Sakit terkemuka dengan
pelayanan dan fasilitas terbaik pada tahun 2013 di Sumatera.
Tersedia 81 tempat tidur inap, lebih banyak dibanding setiap rumah
sakit di Jambi yang tersedia rata-rata hanya 66 tempat tidur inap. Pelayanan
inap termasuk kelas tinggi 31 dari 81 tempat tidur di rumah sakit ini berkelas
VIP keatas. Jumlah dokter di Rumah
Sakit Mayang Medical Centre (MMC) tersedia 47
dokter, 16 lebih banyak daripada rumah sakit tipikal di Jambi dan 18
lebih banyak daripada rumah sakit tipikal di Sumatera. Sebagian besar
spesialis, dari 47 dokter di rumah sakit ini, 28 adalah spesialis. Ada beberapa bagian kamar di Rumah Sakit
Mayang Medical Centre (MMC) antara lain ICU merupakan Intensive Care Unit
adalah layanan rumah sakit yang memberikan asuhan keperawatan secara
terkonsentrasi dan lengkap, IGD merupakan Instalasi Gawat Darurat, ruang
operasi merupakan ruang untuk bedah pasien, kamar bersalin adalah ruang
melahirkan dan kamar bayi adalah ruang untuk bayi yang baru di lahir.
Analisis Kuantitatif
Estimasi dengan metode regresi berganda
Berikut
adalah hasil analisis variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian, antara lain :
a.
Pelayanan
Tingkat
pelayanan yang diberikan pihak Rumah sakit kepada pasien BPJS di Rumah Sakit
Mayang Medical Centre (MMC) tergambar dari hasil penelitian ini. Dengan
rat-rata skor di angka 7 menunjukkan tingkat kepuasan konsumen BPJS terhadap
pelayanan tenaga medis baik bagian administrasi maupun perawat hingga dokternya
sudah cukup baik.
b.
Fasilitas
Fasilitas
yang ada di Rumah Sakit sangat menentukan bagiu kenyamanan seorang pasien,
mulai dari area parkir, ruang tunggu, kamar rawat, musholla, toilet hingga alat
serta obat-obatan yang dimiliki Rumah Sakit diperoleh skor 7 yang artinya
kepuasan konsumen BPJS terhadap fasilitas yang ada di Rumah Sakit MMC sudah
cukup puas.
c.
Biaya
Biaya merupakan
hal yang dipertimbangkan pasien dalam berobat khususnya oleh pasien BPJS, dalam
penelitian ini di dapat skor rata – rata 7 ini artinya pasien BPJS di RS MMC
memlih biaya pengobatan dengan kualitas yang bagus.
d.
Jarak
Jarak menjadi
salah satu hal yang dipertimbangkan dalam memilih Rumah sakit untuk berobat,
dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh rata – rata skor 7 artinya
rata-rata pasien pengguna BPJS yang berobat ke Rumah Sakit MMC menyatakan jalan
atau akses yang ditempuh mudah atau strategis.
Hasil Regresi
Analisis data dan
pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda. Pengolahan
data dilakukan dengan menggunakan program Eviews9. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X) dengan variabel
dependen (Y) dalam hal ini variabel pelayanan (X1), fasilitas (X2), biaya (X3)
dan jarak (X4) terhadap Kepuasan (Y) dapat dilakukan estimasi dengan
hasil (lampiran I). Adapun persamaan kepuasan dapat ditulis sebagai berikut :
K = 1.5216 + 0.4731Pe + 0.3591Fa + 0.2563Bi + 0.1200Ja
Dimana :
F.test :
21.2694
R2 : 0.7085
Catatan : Angka dalam
kurung adalah probabilita
Uji Statistik
a.
KoefisienDeterminasi
(R2)
Koefisien determinasi adalah suatu nilai yang
menggambarkan seberapa besar perubahan atau variasi dari variabel
dependen. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai Koefisien Determinasi (R2)
sebesar 0,7085. Angka tersebut
menunjukkan bahwa variabel-variabel independen (pelayanan,
fasilitas, biaya dan jarak)
secara bersama-sama mampu menjelaskan
variasi dari perubahan Kepuasan konsumen BPJS di Rumah Sakit Mayang Medical Centre (MMC) 70,85 %. Sedangkan sisanya sebesar 29,15
% dijelaskan oleh variabel lain diluar
model dalam penelitian ini.
b.
Uji
Secara Simultan (Uji F)
Untuk mengetahui
apakah variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel
terikat maka digunakan uji F. Besarnya F hitung adalah 21.2694 sedangkan
nilai F tabel pada
adalah 2,49. Dengan demikian nilai F statistik
(
F tabel 2,49) dengan probabilita sebesar 0.0000, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor pelayanan, fasilitas, biaya dan jarak secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasan konsumen BPJS di Rumah Sakit Mayang
Medical Centre (MMC).
c.
Uji
Secara Parsial (Uji t)
Pengujian ini
dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dibandingkan dengan t tabel, yang
terlihat juga dari angka probabilitas terhadap tingkat signifikansi (
5% - 10% dengan
kriteria pengujian jika probabilitas t-hitung
maka pengaruh variabel independen itu tidak
signifikan sehingga H0 diterima, yang artinya variabel independen
tidak mempengaruhi secara individual variabel dependennya. Sebaliknya jika
probabilitas hitung
maka pengaruhnya signifikan sehingga Ha diterima,
yang artinya variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Berikut uji-t dengan nilai t-tabel 2,03.
1. Variabel Pelayanan (X1),
dilihat dari nilai t- hitung 3,42
t-tabel 2,03 dengan nilai
probabilita 0,0016 yang berarti
0,05 maka secara individual variabel pelayanan (X1)
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan konsumen BPJS di Rumah Sakit Mayang Medical Centre (Y).
2. Variabel Fasilitas (X2),
dilihat dari nilai t-hitung 2,76
t-tabel 2,03 dengan nilai
probabilita 0,0090 yang berarti
0,05 maka secara individual variabel fasilitas (X2)
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan konsumen BPJS di Rumah Sakit Mayang Medical Centre (Y).
3. Variabel Biaya (X3),
dilihat dari nilai t- hitung 2,65
t-tabel 2,03 dengan nilai
probabilita 0,011 yang berarti
0,05 maka secara individual variabel biaya (X3)
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan konsumen BPJS di Rumah Sakit Mayang Medical Centre (Y).
4. Variabel Jarak (X4)
dilihat dari nilai t- hitung 1,57 < t-tabel 2,03 dengan nilai probabilita
0,12 yang berarti
0,05 maka secara individual variabel jarak (X4) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan konsumen BPJS di Rumah Sakit Mayang Medical Centre (Y).
Uji Asumsi
Klasik
a. Uji Normalitas
Untuk mendeteksi apakah residualnya berdistribusi normal
atau tidak dengan membandingkan nilai statistik Jarque-Bera dengan X2 tabel
yaitu :
-
Jika nilai statistik JB > x2 tabel,
maka residualnya berdistribusi tidak normal.
-
Jika nilai statistik JB < x2 tabel, maka residualnya
berdistribusi normal.
Dari hasil penghitungan, didapatkan nilai statistik JB
sebesar 1.2115 lebih kecil dari nilai x2 tabel yaitu 49.80185,
dengan nilai JB < dari x2 tabel maka dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
b.
Uji Heteroskedastisitas
Untuk
mendeteksi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi ini digunakan uji
heteroskedastisitas dengan metode White diperoleh hasil Prob Chi-Square sebesar
:
Obs*R-squared =
4.2060
Prob. Chi-Square = 0.1221
- Jika
nilai statistik Prob.Chi-square >
,
maka tidak terjadi heteroskedasitas.
-
Jika nilai statistik Prob.Chi-Square <
,
maka terjadi heteroskedasitas.
Dari hasil penghitungan, didapatkan nilai Prob. Chi-Square = 0.1221 lebih besar dari α = 5% (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa
data tidak terdapat gejala heteroskedasitas yangsignifikan.
c. Uji Multikolinearitas
Untuk mendeteksi
gejala multikolineritas dalam model regresi ini digunakan uji Variance Inflation Factors(VIF) dengan melihat centered
VIF :
- Jika nilai centered
VIF variabel independen >10, maka terdapat gejala multikolineritas.
- Jika nilai centered
VIF variabel independen <10, maka tidak terdapat gejala multikolineritas.
Dari hasil uji
VIF diatas tidak ada nilai variabel independen yang > 10, maka dapat
disimpulkan bahwa data tidak mengandung multikolineritas yang signifikan.
Analisis Ekonomi
Dalam
analisis ekonomi akan difokuskan untuk melihat pengaruh variabel bebas
(pelayanan, fasilitas, biaya dan jarak)
terhadap kepuasan konsumen BPJS di RS MMC,
baik besaran maupun arah serta signifikansinya. Adapun pengaruh masih
masing-masing variabel dapat dijelakan sebagai berikut :
(a). Pengaruh Variabel Pelayanan
Nilai Koefisien
Pelayanan (X1) menunjukan jika Pelayanan meningkat 1 tingkatan maka Kepuasan konsumen BPJS akan meningkat sebesar
0,47 tingkatlebih puas dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap. Variabel
pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan
konsumen BPJS di RS MMC karena kualitas pelayanan tenaga medis sangat
mempengaruhi kepuasan konsumen, sesuai dengan teori ekonomi bahwa pada dasarnya
setiap manusia mencari maximal utility artinya semakin tinggi kualitas
pelayanan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Mayang Medical Centre (MMC) maka semakin tinggi tingkat kepuasan
yang diperoleh konsumen BPJS.
(b). Pengaruh Variabel Fasilitas
Nilai Koefisien
Fasilitas (X2) menunjukan jika fasilitas meningkat 1 tingkat maka kepuasan konsumen BPJS di RS MMC akan meningkat
sebesar 0,35 tingkatan lebih puas, dengan asumsi faktor-faktor yang lain
tetap.Variabel fasilitas berpengaruh positif terhadap kepuasan
konsumen BPJS di RS MMC, karena
fasilitas merupakan bagian dari infrastruktur yang sangat menunjang
dalam kesehatan. Jika fasilitas yang tersedia lengkap serta memadai membuat
pasien aman dalam melakukan pengobatan serta merasa nyaman berada di lingkungan
Rumah Sakit, desain Rumah Sakit Mayang
Medical Centre yang indah memberikan nilai estetika sehingga merangsang
konsumen BPJS berfikiran positif untuk cepat pulih atau sembuh dari sakit yang
deritanya.
(c). Pengaruh Variabel Biaya
Nilai Koefisien
Biaya (X3) menunjukan jika
biaya meningkat 1 tingkat maka kepuasan konsumen
BPJS di RS MMC akan meningkat sebesar 0,25 tingkat lebih puas, dengan
asumsi faktor-faktor yang lain tetap. Variabel biaya berpengaruh positif
terhadap kepuasan konsumen BPJS di RS Mayang Medical Centre (MMC), karena
konsumen BPJS merasa pelayanan serta kualitas rumah sakit yang diberikan sesuai
dengan biaya yang dikeluarkan oleh konsumen.
(d). Pengaruh Variabel Jarak
Nilai Koefisien
Jarak (X4) menunjukan jika Jarak meningkat 1 tingkat maka kepuasan konsumen BPJS di RS MMC akan menurun
sebesar 0,0043 tingkat menjadi kurang puas, dengan asumsi faktor-faktor yang
lain tetap. Variabel Jarak berpengaruh negatif terhadap kepuasan konsumen BPJS di RS Mayang
Medical Centre karena letak Rumah Sakit yang strategis sehingga jalan atau
akses menuju Rumah Sakit mudah ditempuh
meskipun dengan jarak yang jauh.
Nilai konstanta Kepuasan (Y) sebesar
43.32 artinya jika variabel pelayanan, fasilitas,
biaya dan jarak tetap maka kepuasan konsumen BPJS di RS Mayang Medical Centre berada pada tingkat 43,32 persen kepuasan hal
ini sudah bagus dapat dilihat juga dari R-square sebesar 75,21 persen yang berarti variabel yang dipakai dalam
penelitian ini sudah bagus.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan maka diperileh kesimpulan sebagai berikut :
(1) Dari
hasil analisis deskriptif, dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berobat di
Rumah Sakit Mayang Medical Centre yang
terdiri dari pria dan wanita dengan persentase seimbang yang bekerja pada
berbagai macam bidang pekrjaan dari PNS hingga buruh pada tingkat pendapatan
terbanyak di 1 hingga 3 juta rupiah rata-rata menyatakan tingkat kepuasan di
skor 7. Hal ini menggambarkan pelayanan dan fasilitas yang diberikan tenaga
medis pihak Rumah Sakit MMC sudah dikategorikan lebih dari bagus mendekati
sangat bagus, untuk biaya dengan skor 7 menggambarkan bahwa besarnya biaya yang
dikeluarkan sesuai dengan kepuasan yang diperoleh serta untuk variabel jarak di
skor 7 menunjukkan meskipun jarak yang harus ditempuh jauh tetapi akses
untuk menuju Rumah Sakit Mayang Medical
Centre mudah.
(2) Dari hasil regresi berganda diketahui variabel
pelayanan, fasilitas dan biaya berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen BPJS di Rumah Sakit Mayang
Medical Centre (MMC), dengan besaran R-square sebesar 70,85 persen
menunjukkan variabel yang dipakai penelitian ini sudah bagus.
Khusus untuk variabel jarak tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen BPJS di Rumah Sakit MMC,
meskipun pada tingkat alpha 10 persen. Hal ini menggambarkan bahwa konsumen
BPJS di Rumah Sakit Mayang Medical Centre
letak Rumah Sakit yang strategis serta konsumen lebih mengutamakan kualitas
pelayanan dan fasilitas yang ada sehingga tidak mempermasalahkan jauh atau
tidaknya jarak yang di tempuh dari tempat tinggal menuju Rumah Sakit Mayang Medical Centre.
SARAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh
dari penelitian ini dapat digambarkan tingkat kepuasan konsumen BPJS di Rumah Sakit
Mayang Medical Centre (MMC) sudah
puas, namun untuk meningkatkan kategori sangat memuaskan ada beberapa yang
harus diterapkan :
(1) Tenaga medis
baik dokter, perawat ataupun tenaga administrasi untuk menjaga kualitas
pelayanan agar konsumen tetap puas dalam melakukan perawatan di Rumah Sakit Mayang Medical Center (MMC).
(2) Meningkatkan
fasilitas yang ada di Rumah Sakit Mayang
Medical Centre (MMC) dengan meningkatkan alat-alat pengobatan, laboratorium
serta fasilitas umum yang menunjang bagi kepuasan konsumen.
(3) Meningkatkan
pelayanan waktu untuk konsumen dengan memperbaiki ketepatan waktu kedatangan
dokter dalam melayani konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Amir,
Amri, Junaedi, dan Yulmardi, 2009.Metodologi
Penelitian Ekonomi dan
Penerapannya. IPB Press,
Bogor.
Effendi
dan Singarimbun 1987. Metode Penelitian
Survey. Jakarta : LP3ES.
Febriani Valentina
Anissa. 2012. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumean (Studi
Pada Pasien Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo). Skripsi .Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Universitas Diponegoro. Semarang.
Gujarati, Damodar.
2003. Basic Econometric. New York :
MC-Graw Hill Company Inc.
Kotler, Philip, 1996, Manajemen
Pemasaran, Jakarta: Erlangga.
Kuncoro Mudrajat.
2007. Metode Kuantitatif, Teori dan
Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi.
Nicholson, Walter.
2000. Intermediate Microeconomics And
Aplication. New York : The Dryden Press Harcourt Brace Collage Publishers.
Nova Rahadi Fitra. 2010. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Pada
Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta.
Rubinfeld, Pindyck.
2010. Microeconomics. New York :
Prentice Hall, Upper Saddle River.
Sugiono. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Alfaneta
Tjiptono, Fandy, 1999, Strategi
Pemasaran, Yogyakarta
Tjiptono,
Fandy dan Gregorius Chandra, 2005, Service, Quality and Satisfaction,Yogyakarta.
Winarno, Wing Wahyu, 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment