ANALISIS
INVESTASI DI INDONESIA DALAM PERIODE 1993-2014
Prof.
Dr. H. Syamsurijal Tan, SE, MA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Jambi, Jambi
ABSTRAK
Penelitian ini
berjudul “Analisis Investasi di Indonesia dalam periode 1993-2014”. Tujuan dari
penelitian ini Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja investasi asing di
Indonesia dilihat dari perkembangan dan kontribusi selama periode 1993-2014,
baik investasi asing langsung maupun tidak langsung dan untuk mengetahui dan
menganalisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan investasi asing
termasuk Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing di Indonesia
selama periode 1993-2014. Penelitian ini menggunakan data time series dari
tahun 1993-2014 di Indonesia dengan metode analisis Regresi Berganda
Berdasarkan
hasil pengolahan data diperoleh hasil: (1) rata-rata perkembangan investasi di Indonesia periode
1993-2014 sebesar 18,70 persen. (2) rata-rata perkembangan penanaman modal
asing di Indonesia sebesar 28,38 persen. (3) rata-rata perkembangan PMDN di
Indonesia sebesar 16,46 persen. (4) kontribusi penanaman modal asing dan
penanaman modal dalam negeri terhadap investasi di Indonesia selama 1993-2014
dengan kontribusi sebesar 65,84 persen untuk PMA dan 34,16 persen untuk PMDN.
(5) rata- rata laju perkembangan total investasi terhadap PDB selama periode
1993 – 2014 sebesar 10,71 persen. Sedangkan pengolahan data menggunakan
Eviews.09 dengan metode analisis regresi berganda diketahui secara bersama-sama
variabel bebas (faktor-faktor PDB, tenaga kerja, neraca berjalan, suku bunga
pinjaman, inflasi) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
Investasi di Indonesia.. Sedangkan secara individual diperoleh hasil : (1)
variabel PDB berpengaruh positif signifikan. (2) variabel neraca pembayaran berpengaruh
positif dan signifikan. (3) variabel tenaga kerja berpengaruh positif dan
signifikan. (4) variabel suku bunga berpengaruh positif dan signifikan. (5)
variabel inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan.
Kata Kunci : PDB, Neraca
Pembayaran, Tenaga Kerja, Suku Bunga, Inflasi
ABSTRACT
This study entitled
"Analysis of Investment in Indonesia periode 1993-2014". The purpose
of this study to determine and analyze the performance of foreign investment in
Indonesia in terms of development and contributions during the periode
1993-2014, foreign investment either directly or indirectly and to identify and
analyze the factors that influence the development of foreign investment,
including the Domestic Investment and Foreign Investment in Indonesia during
the period 1993-2014. This study used data from the 1993-2014 time series in
Indonesia by using multiple regression analysis
Based on the results of data
processing of the results obtained: (1) the average investment growth in
Indonesia period 1993-2014 amounted to 18.70 percent. (2) the average growth of
foreign investment in Indonesia amounted to 28.38 percent. (3) the average
development of domestic investment in Indonesia amounted to 16.46 percent. (4)
The contribution of foreign investment and domestic investment to investment in
Indonesia during 1993-2014 with a contribution of 65.84 percent to 34.16
percent for FDI and domestic investment. (5) the average rate of total
investment to GDP growth over the period 1993-2014 amounted to 10.71 percent. While
processing the data using Eviews.09 with multiple regression method known
jointly independent variables (factors GDP, employment, current account,
interest rates, inflation) jointly significant effect on investment in
Indonesia .. While individually obtained results: (1) variable PDB significant
positive effect. (2) variable balance of payments positive and significant
impact. (3) variable labor and significant positive effect. (4) variable
interest rates positive and significant impact. (5) variable inflation negative
and not significant.
Keywords: GDP, Balance of
Payments, Employment, Interest Rates, Inflation
I.
PENDAHULUAN
Dalam
era sebelum orde baru, ekonomi Indonesia relatif tertutup (closed economy), yang ditandai dengan besarnya proteksi terhadap
industri dalam negeri baik berupa proteksi tarif maupun non tarif. Kebijakan
pemerintah dalam pengembangan produksi baik pertanian maupun non pertanian
lebih berorientasi kepada memenuhi kebutuhan dalam negeri, sisanya baru di
ekspor. Untuk itu banyak kebijakan non tarif untuk ekspor dan impor yang berupa
larangan, kuota dan subsidi, demikian juga kebijakan mengenakan tarif terhadap
produk ekspor dan impor. Sebagai akibatnya perkembangan ekonomi Indonesia
berkembang relatif lambat, yang tercermin dari perkembangan ekspor dan impor,
terutama dalam neraca jasa yang selalu mengalami defisit.
Dalam
era orde baru, keterbukaan ekonomi Indonesia semakin nyata dan berkembang
positif dengan semakin besarnya kontribusi ekspor impor terhadap PDB, dan
kontribusi dari investasi asing dan juga hutang luar negeri sebagai sumber
penerimaan negara. Namun kecenderungan perkembangan positif tersebut, terhambat
sejak pertengahan tahun 1997, yang merupakan awal dari krisis ekonomi atau
krisis moneter Indonesia. Pada krisis moneter ini ditandai dengan terjadinya
depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sehingga pada bulan Agustus
1997 mencapai Rp.16.000,- per dollar AS. Demikian juga suku bunga bank pernah
mencapai 60 persen pertahun dan meningkatnya inflasi secara drastis. Hal ini
disebabkan antara lain tidak kuatnya struktur ekonomi Indonesia.
Dalam
posisi krisis ekonomi tersebut, tabungan nasional menurun yang berakibat kepada
terbatasnya sumber dana untuk membiayai investasi dalam negeri. Sementara untuk
kebutuhan pembangunan, investasi sulit diturunkan sehingga berkibat besarnya
investasi dibandingkan dengan tabungan dalam negreri, yang harus ditutup dengan
investasi asing. Begitu juga untuk perekonomian tiga sektor kekurangan tabungan
dalam negeri dan pajak untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan investasi
harus ditutup dengan investasi asing.
Pada
tahun 1998, perkembangan perekonomian Indonesia masih belum pulih karena
pertumbuhan ekonomi masih minus dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS belum
meningkat dan suku bunga bank masih tetap tinggi, sehingga investasi asing juga
belum banyak mengalir ke Indonesia (capital inflow). Setelah tahun 1998,
perkembangan ekonomi Indonesia mulai membaik dilihat dari beberapa indikator
makro ekonomi, meskipun masih sangat fluktuatif sampai tahun 2015. Hal ini
diperlihatkan dengan kecenderungan perkembangan ekspor yang negatif terutama
sejak tahun 2012. Hal ini erat kaitannya dengan menurunnya perkembangan harga
beberapa produk ekspor unggulan Indonesia antara lain karet dan kelapa sawit,
sementara kebutuhan akan produk impor terus terjadi kenaikan.
Kondisi
ketidakstabilan perkembangan ekspor dan impor menyebabkan defisit neraca
transaksi berjalan terus meningkat dimana ekspor lebih kecil dari impor
meskipun dalam kenyataannya defisit tersebut banyak bersumber dari neraca jasa.
Hal inilah yang berakibat meningkatnya kebutuhan akan investasi asing. Faktor
lain juga sebagai akibat memburuknya perkembangan ekonomi dunia antara lain
menurunnya pertumbuhan ekonomi negara-negara maju termasuk pertumbuhan ekonomi
China dan juga semakin menurunnya tingkat suku bunga dunia, sehingga
menyebabkan meningkatnya aliran modal masuk ke Indonesia (capital inflow).
Demikian
juga dengan investasi asing mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada tahun
1998, jumlah realisasi investasi asing sebesar US $ 13.563,1 dan tahun 2010 dan
tahun 2015 meningkat menjadi masing-masing US $ 16.214,8 dan US $ 28.529,6.
Berarti secara absolut terus terjadi peningkatan positif, tetapi dilihat secara
persentasi terjadi fluktuasi. Suatu hal
yang menarik diamati, kenapa perkembangan inevasi asing berfluktuasi dan
bagaimana fenomena perkembangan investasi asing tersebut dibandingkan dengan
perkembangan ekonomi Indonesia selama periode 1993-2014.
Naik turun nya jumlah Investasiasing
di Indonesia menarik untuk diteliti lebih lanjut yang dituangkan dalam
penelitian dengn rumusan masalah sebagai berikut :
Tenaga kerja yang ada pada sektor industri
pengolahan di kabupaten/kota di Provinsi Jambi menarik untuk diteliti lebih
lanjut mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi naik turunnya jumlah
tenaga kerja yang berada pada sektor industri pengolahan kabupaten/kota di
Provinsi Jambi tahun 2010-2013 yang dituangkan dalam penelitian dengan rumusan
masalah berikut ini :
1.
Bagaimana kinerja dari investasi asing di Indonesia
selama periode 1993-2014.
2.
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi Investasi Asing
di Indonesia selama periode 1994-2014.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Investasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
pelaku ekonomi (investor) dalam usaha
melakukan aktivitas ekonomi dengan
harapan akan mendapat keuntungan yang berupa “return on invesment”. Pada dasarnya investasi adalah fungsi dari
suku bunga bank (interest rate),
fluktuasi suku bunga bank berpengaruh negatif terhadap investasi,
kenaikan/penurunan suku bunga akan menurunkan atau meningkatkan investasi.
Pengaruh negatif suku bunga bank karena kenaikan suku bunga bank akan menarik
pemilik modal menabung dan mengurangi investasi, demikian sebaliknya bila suku
bunga bank turun.
Secara teoritis, masuknya investasi asing kedalam suatu negara misalnya
Indonesia sangat kuat kaitannya dengan daya tarik dari suku bunga dalam negeri
yang lebih besar dibandingkan dengan
suku bunga pada negara asing dan faktor daya tarik lain seperti
tersedianya kecukupan input antara lain tenaga kerja murah dan tersedianya
bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Kemudian yang tidak kalah
pentingnya dukungan besarnya pasar domestik yang dicerminkan oleh besarnya
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Dalam kurun waktu 40 tahun,iklim investasi baik PMDN maupun PMA mengalami
perubahan sesuai dengan kondisi sosial politik di Indonesia. Sebagai contoh pada awal orde baru dengan
paket UU Penanaman Modal, yaitu UU No.6 tahun 1968 yang kemudian disempurnakan
dengan UU No.12 Tahun 1970 tentang PMDN dan UU No.1 Tahun 1967 yang
disempurnakan dengan UU No.11 Tahun 1970 tentang PMA, Indonesia membuka peluang
seluas-luasnya bagi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Penanaman modal asing
adalah penanaman modal yang dilakukan oleh orang asing (foreigner) secara
langsung berdasarkan ketentuan Undang-Undang No.1 Tahun 1967 dan yang digunakan
menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti pemilik modal secara langsung
menanggung resiko dari penanaman modal tersebut.
Investasi asing di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu investasi
portofolio dan investasi langsung. Investasi portofolio dilakukan melalui pasar
modal, dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi, sedangkan
investasi langsung dikenal dengan Penanaman Modal Asing, merupakan bentuk
investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan.
Secara teoritis banyak faktor
yang mempengaruhi investasi asing, satu sisi dikategorikan faktor ekonomi dan
disi lain terdapat faktor non-ekonomi (kepastian hukum, keamanan, budaya dan
agama). Faktor ekonomi adalah variabel
ekonomi yang dapat diukur. Kemudian dari sisi lain, perkembangan investasi
asing dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran. Dari sisi penawaran, perkembangan
investasi asing erat kaitannya dengan ketersediaan faktor input tenaga kerja,
modal, tenaga skill dan teknologi. Sementara dasri sisi permintaan, beberapa
faktor yang mempengaruhi investasi asing adalah jumlah penduduk dan pendapatan
nasional. Untuk lebih terperinci, beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan investasi asing, diantaranya adalah : jumlah penduduk, Produk
Domestik Bruto (PDB), exchange rate, suku bunga kredit, defisit neraca
transaksi berjalan dan inflasi serta kebijakan pemerintah.
a. Pengaruh
Jumlah Penduduk
Jumlah
penduduk berpengaruh positif terhadap masuknya investasi asing, karena selain
merupakan potensi pasar untuk produk yang dihasilkan, juga memberi gambaran
tersedianya kecukupan tenaga kerja yang murah yang dapat digunakan dalam proses
produksi. Indonesia salah satu penduduk no 3 terbesar di dunia setelah India,
China dan Amerika Serikat.
b. Pengaruh
Exchange Rate
Excgane
rate merupakan nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang negara asing
misalnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Melemahnya nilai rupiah
terhadap dollar AS akan mendorong semakin meningkatnya investasi asing masuk ke
Indonesia, karena nilai dollar AS yang digunakan untuk membayar kebutuhan input
di Indonesia menjadi lebih mahal, demikian juga terjadi sebaliknya bila terjadi
depresiasi nilai dollar AS terhadap rupiah.
c. Pengaruh
Suku Bunga Bank
Suku
bunga bank di dalam negeri misalnya di Indonesia akan berpengaruh positif
terhadap investasi asing di Indonesia, karena semakin tinggi suku bunga bank di
Indonesia akan menyebabkan investor akan menabung di Indonesia, yang kemudian
juga akan digunakan untuk melakukan investasi.
d. Pengaruh
Defisit Transaksi Berjalan
Defisit
neraca transaksi berjalan (current
account deficit) memberi pengertian relatif besar impor dibandingkan dengan
ekspor Indonesia. Untuk menutupi defisit transaksi berjalan tersebut dibutuhkan
investasi asing, semakin besar defisit transaksi berjalan akan mengakibatkan
semakin besar kebutuhan akan investasi asing.
e. Pengaruh
Kebijakan Pemerintah
Kebijakan
pemerintah antara lain kemudahan administrasi, pengurangan pajak bahkan
pengampunan pajak. Kebijakan ini akan mendorong memperbanyak aliran investasi
asing ke Indonesia. Hal ini disebabkan semakin berkurangnya biaya produksi,
yang pada gilirannya akan meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan.
Tidak
berbeda dengan perkembangan investasi total atau investasi asing, PMDN juga
sangat kuat kaitannya dengan faktor non ekonomi dan ekonomi. Dari sisi ekonomi
dapat dipengaruhi banyak variabel antara
lain : PDB, Tenaga kerja, suku bunga investasi dan tingkat Inflasi. Sebagai
catatan, berbeda dengan PMA yang sangat kuat kaitannya dengan nilai tukar
rupiah per dollar AS.
a. Produk
Domestik Bruto (PDB).
Fluktuasi positif dan
negatif dari PMDN kuat kaitannya dengan perkembangan PDB Indonesia. Variabel
PMDN dipengaruhi secara positif oleh perkembangan PDB. Semakin besar PDB akan
menyebaban semakin meningkat PMDN karena kemampuan negara untuk membiayai
investasi semakin besar, demikian sebaliknya bila terjadi penurunan PDB
Indonesia.
b. Tenaga
Kerja.
Pada dasarnya penduduk usia kerja atau
produktif disebut angkatan kerja, sementara tenaga kerja adalah bahagian dari
angkatan kerja yang sedang bekerja. Dalam kaitannya, tenaga kerja didefinisikan
sebagai angkatan kerja yang mempengaruhi PMDN, dimana kenaikan/penurunan
angkatan kerja akan meningkatkan atau menurunkan jumlah PMDN. Secara teoritis,
pengaruh tenaga kerja juga dapat dilihat dari tingkat upah, dimana upah
berpengaruh negatif terhadap PMDN.
c.
Inflasi
Inflasi didefinisikan sebagai
kenaikan harga secara menyeluruh yang tercakup dalam Indeks Harga Konsumen
(IHK). Inflasi berpengaruh negatif terhadap PMDN, apabila inflasi naik
menyebabkan menurunnya PMDN karena investasi riil menjadi lebih kecil, demikian
sebaliknya bila terjadi penurunan inflasi.Dari sisi lain, juga dapat dijelaskan
kenaikan inflasi menyebabkan meningkatnya biaya produksi, yang pada gilirannya
dapat berakibat disinsentif terhadap PMDN.
d. Suku Bunga
Investasi
Suku
bunga investasi merupakan tingkat suku bunga yang dipergunakan oleh perbankan
bila investor melakukan pinjaman untuk kebutuhan investasi, antara lain dana
yang digunakan sebagai modal kerja. Suku
bunga investasi berperngaruh negatif terhadap PMDN, semakin tinggi suku
bunga investasi semakin berkurang kemampuan investor menanam modalnya dalam
wilayah Indonesia. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya tingkat pengebalian
bersih dari keuntungan yang akan diperoleh produsen.
3.
METODELOGI PENELITIAN
Jenis dan
Sumber Data
Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini
adalah metode kepustakaan yaitu dengan mempelajari literatur-literatur baik
buku teks maupun hasil penelitian. Kemudian juga dilengkapi dengan data-data
statistik yang dibutuhkan dan akan diolah secara statistik dan ekonometrik yang
digunakan melakukan beberapa perhitungan yang dibutuhkan dan juga dilakukan
analisis deskriptif kualitatif untuk mengambil beberapa kesimpulan. Data-data
dalam penelitian ini diperoleh dari instansi formal antara lain :
1.
Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat
2.
Badan Pusat Statistik Jambi
3.
Bank Indonesia.
4.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Jambi
Adapun data yang digunakan adalah data sekunder yang
dihimpun dalam runtun waktu selama periode 1998-2015. Adapun data-data yang
dibutuhkan adalah :
1.
PDB Indonesia
2.
Suku bunga pinjaman,
3.
Nilai tukar rupiah per dollar AS,
4.
Defisit neraca berjalan
5.
Jumah tenaga kerja.
6.
Inflasi di Indonesia
Metode
Analisis dan Pengolahan Data
a.
Analisis Deskriptif
Untuk
menjawab tujuan pertama digunakan analisis deskriptif dengan menggunakan
formula pertumbuhan tahunan dan rata-rata dalam suatu periode penelitian, yang
akan digunakan analisis berdasarkan pengamatan, literatur kepustakaan yang
berbasis teori. Kemudian untuk kontribusi
perkembangan investasi asing baik instasi dalam negari, investasi
langsung dan tidak langsung terhadap total investasi digunakan rumus rasio
sederhana. Dan juga melihat apakan investasi berperan sebagai pelengkap
pembangunan digunakan formula transformasi antara perkembangan investasi asing
dengan perkembangan perkembangan ekonomi yang dicerminkan dari perkembangan
Produk Domestik Bruto Indonesia dalam periode penelitian.
Perkembangan :
Xt – Xt-1
Xg = ------------ x 100
Xt-1
Xg (1)
+ ......... Xg (n)
Xg(r) =
---------------------------------- n
Kontribusi
:
PMA
PMA (c) =
==========
I
PMDN
PMDN (c) = ==========
I
I
I (c) =
==========
PDB
b. Analisis
Kuantitatif
Untuk
menghitung pengaruh beberapa variabel bebas terhadap fluktuasi perkembangan
investasi asing digunakan formula regresi berganda linear biasa dan kemudian
dicoba juga dengan regresi double log.
Adapun beberapa model yang dibentuk adalah :
I = f (PDB, Nb, L, Sb,
Inf, e )
LogI =
βo + β1LogPDB + β2LogNb
+ β3LogL
+ β4Sb +β5Inf
PMA = f
(PDB, Nb, L, Sb, Inf, e )
LogIA = βo
+ β1LogPDB +β2LogNb
+ β3LogL
+ β4Sb +β5Inf
PMDN = f ( PDB, Lb, Sb, Inf, e )
LogID = βo + β1LogPDB +
β2LogL + β3Sb + β4Inf
Dimana :
PDB = Produk Domestik Bruto Indonesia
Nb = Defisit neraca transaksi
berjalan
Indonesia
L = Jumlah tenaga kerja
Sb = Suku bunga kredit
Inf =
Tingkat Inflasi di Indonesia
Î’o =
Konstanta
Î’i =
Koefisien Regresi
Pengujian Hipotesis
1.
Uji Statistik
Uji secara
simultan disebut juga dengan Uji F, mempunyai arti menguji pengaruh semua
variabel bebas (PDB, Nb, L, Sb, Inf, e ) tehadap variabel terikat investasi
asing secara menyeluruh atau simutan, apakah berpengaruh signifikan atau tidak.
Standar statistik yang digunakan paling besar nilai signifikansinya 10 persen.
Kemudian dilengkapi dengan menghitung koefisien diterminasi (R2),
yang menunjukkan berapa besar fluktuasi perubahan variabel investasi asing
ditentukan oleh fluktuasi perubahan variabel bebas.. Nilai R2 berada
antara nol dan 100. Semakin mendekati 100, menunjukkan keterkaitan investasi
asing dengan variabel bebas semakin kuat, sedangkan semakin mendekati nol
menunjukkan semakin lemah.
Pengujian
secara parsial dimaksudkan apakah masing-masing variabel bebas secara
individual berpengaruh signifikan terhadap perkembangan variabel terikat
investasi asing. Pengujian bukan saja terhadap besaran koefisien regresi tetapi
juga arah hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat investasi
asing, apakah negatif atau positif. Dalam menentukan signifikan atau tidak
signifikan akan dilihat dari nilai signifikannya (α). Standar tingkat
signifikansi yang digunakan paling besar 10 persen, artinya angka menunjukkan
tingkat kesalahan yang dapat
ditolelir.
2.
Uji Asumsi Klasik
Untuk
mendapat model yang terbaik, tidak cukup hanyak dengan pengujian statistik,
tetapi perlu dihitung apakah memenuhi atau lolos dalam uji asumsi Klasik. Dalam
pengujian asumsi Klasik, ada beberapa yang harus diuji yaitu :
1. Normalitas
2. Heteroskedastisitas,
3. Autokorelasi
dan
4. Multikolinearitas.
Persoalan
mendasar, apakah data dalam penelitian ini dapat dikategori normal atau tidak.
Asumsi Klasik mengharuskan data yang diteliti harus normal. Untuk itu perlu
diuji, yang paling sederhana dengan menggambar diagram sederhana, atau dengan uji statistik Shapiro-Wilk. Jika nilai
sig > 0,05, maka data dapat dikategorikan terdistribusi normal. Kemudian
dilakukan uji heteroskedastisitas, untuk menguji apakah terjadi
perbedaan varian antar seri data. Heteroskedastisitas muncul apabila nilai
varian dari variabel terikat sebagaimana meningkatnya varian variabel bebas.
Hanya secara teoritis, gejala heteroskedastisitas sering terjadi pada data
cross-section daripada data time series. Pengujian masalah heteroskedastisitas
dilakukan dengan menggunakan uji koelasi Rank
Spearman.
Sementara
uji autokorelasi untuk menguji apakah apakah terjadi korelasi antar
antar anggota dalam serangkaian observasi dalam runtun waktu. Autokorelasi
lebih sering terjadi pada data time series, karena data yang diurut dalam
runtun waktu lebih sering terjadi inrkorelasi antara observasi. Penyakit
autokolerasi bisa dideteksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Kemudian multikolinearitas merupakan uji
apakah terdapat korelasi antar variabel bebas dalam suatu penelitian yang
menggunakan data time series, sehingga menyulitkan mendeteksi pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Penyakit multikolinearitas bisa dilakukan
dengan menggunaka tolerance value
(tv) dan variance inflation factor
(VIF). Jika nilai tv > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi kolinearitas
antar variabel bebas.
Definisi Operasional Variabel
a. Investasi asing adalah serangkaian data time series selama kurun waktu 1993-2014 baik dalam
bentuk rencana maupun realisasi, tetapi untuk kebutuhan regresi akan digunakan
data realisasi investasi asing di Indonesia. Data rencana investasi merupakan
data yang tertuang dalam dokumen pemerintah dalam bentuk perencanaan, sedangkan
data realisasi merupakan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
yang menggambarkan realisasi investasi selama periode penelitian.
a. Produk Domestik Bruto adalah merupakan data yang
PDB yang dikeluarkan oleh BPS menurut perhitungan berdasarkan produksi selama
periode 1993-2014. Ada dua tahun dasar yaitu tahun 1993 dan 2000. Untuk
kebutuhan regresi dan analisis, maka data PDB tersebut akan dilakukan
penyesuaian tahun dasar menjadi tahun 2000 dengan metode “deflator”..
b. Defisit neraca
transaksi berjalan adalah merupakan serangkaian data time series selama periode 1993-2014 yang
diperoleh dari Bank Indonesia. Data defisit neraca transaksi berjalan merupakan
selesih antara ekspor dan impor, dimana ekspor lebih besar dari impor.
c. Suku Bunga Kredit merupakan tingkat suku bunga yang dipergunakan oleh perbankan bila investor
melakukan pinjaman untuk kebutuhan investasi, antara lain dana yang digunakan
sebagai modal kerja. Suku bunga
investasi berperngaruh negatif terhadap PMDN, semakin tinggi suku bunga
investasi semakin berkurang kemampuan investor menanam modalnya dalam wilayah
Indonesia. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya tingkat pengebalian bersih
dari keuntungan yang akan diperoleh produsen
d. Inflasi adalah data inflasi di Indonesia selama periode
1993-2014 yang tergambar dari Indeks Harga Konsumen (IHK). Data IHK juga
diperoleh dari data dokumen Bank Indonesia dan merupakan data IHK tahunan.
e. Jumlah Tenaga Kerja, merupakan gambaran dari
jumlah penduduk Indonesia pertahun selama periode penelitian 1993-2014, yang
mencerminkan besarnya pasar untuk produk investasi asing di Indonesia. Namun
dalam penelitian ini digunakan data jumlah tenaga kerja, karena sebagai
gambaran nyata yang digunakan dalam proses produksi yang dilakukan investor
asing di Indonesia.
4.HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Analisis Deskriptif
Perkembangan investasi di Indonesia
periode 1993-2014 sebesar 18,70 persen, perkembangan tertinggi terjadi pada
tahun 1994 sebesar 86,25 persen hal ini didukung oleh penanaman modal asingyang
tinggi di tahun itu. Sedangkan
perkembangan terendah terjadi pada tahun 1998
sebesar -38,82 persen dan tahun 1999 sebesar -22,83 hal ini dikarenakan
pada tahun itu Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi menyebabkan penanaman
modal dalam negeri merosot tajam dan inflasi berada di posisi yang tinggi
mencapai titik 77 persen pada tahun 1999, karena banyak faktor yang
mempengaruhi total investasi di Indonesia baik eksternal maupun internal.
Perkembangan penanaman modal asing di
Indonesia sebesar 28,38 persen, perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 1994
mencapai 203,73 persen. Hal ini menjadi salah satu faktor total investasi
Indonesia di tahun 1994 mengalami perkembangan yang tinggi karena terdapat
banyak proyek baru PMA. Untuk perkembangan terendah terjadi pada tahun 2002
sebesar -44,11 persen dikarenakan pada tahun ini tingkat suku bunga di
Indonesia beradapada titik paing tinggi selama 22 tahun terakhir yaitu sebesar
17,82 persen sehingga para investor asing mengurangi investasi nya di
Indonesia. Saaat krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1998 berdampak juga terhadap
penanaman modal asing dibuktikan bahwa persentase nya turun hingga -30,81
persen hal ini dikarenakan keadaan ekonomi Indonesia yang tidak stabil
menyebabkan para investor asing mengurangi investasi nya di Indonesia.
Rata-rata penanaman modal asing diatas
menggambarkan bahwa Penanaman Modal Asing sangat dipengaruhi oleh ekonomi
dunia, berkembang secara tidak beraturan dikarenakan adanya faktor-faktor lain
yang tidak bisa dijelaskan. Namun demikian Penanaman Modal Asing masih menjadi
faktor pendorong yang kursial bagi total investasi di Indonesia.
Perkembangan penanaman modal
dalam negeri di Indonesia tahun 1993-2014 mengalami pergerakan yang fluktuatif
dengan rata-rata perkembangan sebesar 16,46 persen. perkembangan tertinggi
terjadi pada tahun 2003 sebesar 91,58 persen hal ini dikarenakan sumbangan dari
sektor sekunder tinggi terdiri dari berbagai macam industri, baik industri
kimia, industri makanan serta industri kertas dan percetakan yang banyak
menyerap tenaga kerja.
Sedangkan perkembangan terendah terjadi
pada tahun 1998 sebesar -49,32 persen seperti halnya penanaman modal asing yang
merosot dikarenakan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia begitupun dengan
penurunan yang terjadi pada penanaman modal dalam negeri.dikarenakan para
investor mengurangi jumlah investasinya karena keadaan ekonomi Indonesia yang
tidak stabil. Untuk perkembangan di tahun-tahun lainnya mengalami perkembangan
yang fluktuatif baik meningkat maupun menurun.
Kontribusi penanaman modal asing dan
penanaman modal dalam negeri terhadap investasi di Indonesia selama 1993-2014
dengan kontribusi sebesar 65,84 persen untuk PMA dan 34,16 persen untuk PMDN.
Kontribusi PMA lebih besar dibanding dengan PMDN hal ini sesuai dengan
rata-rata perkembangan PMA yang lebih tinggi dibanding PMDN. Tingginya
persentase PMA dibanding PMDN membuktikan bahwa saat ini perekonomian Indonesia
masih ditunjang oleh para investor asing.
Rata- rata laju perkembangan
total investasi terhadap PDB selama periode 1993 – 2014 sebesar 10,71 persen,
lebih tinggi dari laju perkembangan PDB yang hanya 4,6 persen selama 22 tahun.
Hal ini terlihat dari kontribusi total investasi terhadap PDB mengalami
peningkatan dari 4,92 persen di tahun 1993 menjadi 17,57 persen di tahun 2014
meskipun selama perkembangan nya mengalami naik turun. Laju perkembangan total
investasi yang menunjukkan trend yang positif seharusnya banyak disumbang oleh
penanaman modal dalam negeri namun terlihat dari tabel diatas bahwa penanaman
modal asing memberikan kontribusi yang lebih tinggi yaitu sebesar 7,04 persen
sedangkan penanaman modal dalam negeri hanya sebesar 3,67 persen.
Kontribusi penanaman modal asing yang lebih
tinggi daripada penanaman modal dalam negeri sesuai dengan persentase
kontribusi nya terhadap total investasi di Indonesia hingga mencapai 65, 84
persen. Dari hasil ini menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia masih sangat
bergantung pada investor asing melalui penanaman modal asing.
4.2
Hasil Regresi
Model
Total Investasi
Log I = 43.32120 +
3.0925Log PDB + 9.6611 LogNB + 0.628035LogL + 0.0043Sb – 0.0002Inf
(4.1)
R2 : 0,7521
Dalam analisis ekonomi akan
difokuskan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap perkembangan
investasi di Indonesia selama periode 1993-2014, baik besaran maupun arah serta
signifikansinya. Adapun pengaruh masih masing-masing variabel dapat dijelakan
sebagai berikut :
(a). Pengaruh
Variabel PDB.
Nilai Koefisien
PDB (X1) menunjukan jika PDB meningkat 1 persen maka investasi akan
meningkat sebesar 3,0925 persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap.
Variabel PDB berpengaruh positif terhadap investasi karena kenaikan PDB akan
menarik investor untuk menambah investasi nya di Indonesia baik investor dari
luar negeri maupun dari dalam negeri karena dengan pertumbuhan PDB yang positif
akan memberi keuntungan yang lebih pada investor di masa yang akan datang.
(b). Pengaruh
Variabel Neraca Berjalan
Nilai Koefisien
NB (X2) menunjukan jika neraca berjalan meningkat 1 persen maka
investasi akanmeningkat sebesar 9,6610 persen, dengan asumsi faktor-faktor yang
lain tetap.Variabel Neraca berjalan berpengaruh positif terhadap investasi
karena keduanya saling berhubungan, dimana jika neraca berjalan meningkat
positif maka investasi juga akan meningkat.
(c). Pengaruh
Variabel Tenaga Kerja
Nilai Koefisien
L (X3) menunjukan jika tenaga kerja meningkat 1 persen maka
investasi akan meningkat sebesar 0,6280 persen, dengan asumsi faktor-faktor
yang lain tetap. Variabel Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap investasi
di Indonesia karena banyaknya tenaga kerja di Indonesia membuat investor untuk
investasi di berbagai sektor yang bisa menyerap tenaga kerja dengan jumlah
besar, sehingga keuntungan yang diperoleh dari investasi juga besar.
(d). Pengaruh
Variabel Suku Bunga
Nilai Koefisien
Sb (X4) menunjukan jika suku bunga meningkat 1 persen maka investasi
akan meningkat sebesar 0,0043 persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain
tetap. Berarti suku dalam negeri berpengaruh positif terhadap total investasi
di Indonesia karena keuntungan investasi lebih besar dari tingkat bunga.
(e). Pengaruh
Variabel Inflasi
Khusus inflasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap investasi di Indonesia meskipun dengan
tingkat alpha 10 persen. Hal ini dikarenakan besarnya fluktuasi tingkat
inflasi, namun dapat disubtitusi oleh perkembangan variabel lain yang lebih
memberi keuntungan kepada investor domestik serta diduga banyak komponen
variabel lain yang mempengaruhi investasi asing dan variabel tersebut banyak
menggunakan mata uang asing
Nilai konstanta Investasi (Y)
sebesar 43.3212 artinya jika variabel PDB, Neraca
berjalan, Tenaga kerja, Suku bunga dan Inflasi tetap maka Investasi di
Indonesia sebesar 43,32 persen hal ini sudah bagus dapat dilihat juga dari
R-square sebesar 75,21 persen yang berarti
variabel yang dipakai dalam penelitian ini sudah bagus.
Model
Investasi Asing
LogIA = 33.65617+
2.158333LogPDB+ 0.697931LogNB+ 7.138499LogL- 0.003202Sb- 0.001216Inf
(4.2)
R2 :0.6271
Dalam analisis ekonomi akan difokuskan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap perkembangan Investasi Asing di Indonesia selama periode 1993-2014, baik besaran maupun arah serta signifikansinya. Adapun pengaruh masih masing-masing variabel dapat dijelakan sebagai berikut :
(a). Pengaruh
Variabel PDB.
Nilai Koefisien
PDB (X1) menunjukan jika PDB meningkat 1 persen maka investasi akan
meningkat sebesar 2,1583 persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap.
Variabel PDB berpengaruh positif terhadap investasi asing karena kenaikan PDB
akan menarik investor untuk menambah investasi nya di Indonesia karena dengan
pertumbuhan PDB yang positif akan memberi keuntungan yang lebih pada investor
di masa yang akan datang.
(b). Pengaruh
Variabel Neraca Berjalan
Nilai Koefisien
NB (X2) menunjukan jika neraca berjalan meningkat 1 persen maka
investasi akanmeningkat sebesar 0,6979 persen, dengan asumsi faktor-faktor yang
lain tetap.Variabel Neraca berjalan berpengaruh positif terhadap investasi
asing di Indonesia karena keduanya
saling berhubungan, dimana jika neraca berjalan meningkat positif maka
investasi juga akan meningkat.
(c). Pengaruh
Tenaga Kerja
Nilai Koefisien
L (X3) menunjukan jika tenaga kerja meningkat 1 persen maka
investasi akan meningkat sebesar 7,1384
persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap. Variabel Tenaga
kerja berpengaruh positif terhadap investasi asing di Indonesia karena
banyaknya tenaga kerja di Indonesia membuat investor asing untuk investasi di
berbagai sektor yang bisa menyerap tenaga kerja dengan jumlah besar, sehingga
keuntungan yang diperoleh dari investasi juga besar.
(d). Pengaruh
Suku Bunga
Nilai Koefisien
Sb (X4) menunjukan jika suku bunga meningkat 1 persen maka investasi
akan turun sebesar 0,0032 persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap.
Variabel suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan pada alpha 10 persen,
sesuai dengan teori ekonomi jika suku bunga meningkat maka investor akan
cenderung menabung daripada berinvestasi karena tingkat suku bunga yang tinggi
akan lebih menguntungkan daripada berinvestasi.
(e). Pengaruh
Inflasi
Khusus inflasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap investasi di Indonesia meskipun pada
tingkat alpha 10 persen. Hal ini diduga banyak komponen variabel lain yang
mempengaruhi investasi asing dan variabel tersebut banyak menggunakan mata uang
asing sehingga inflasi yang terjadi di Indonesia tidak berpengaruh terhadap
investasi asing.
Nilai konstanta Investasi Asing (Y)
sebesar 33,6561 artinya jika variabel PDB, Neraca
berjalan, Tenaga kerja, Suku bunga dan Inflasi tetap maka Investasi Asing di
Indonesia sebesar 33,65 persen, hal ini sudah bagus dapat dilihat juga dari
R-square sebesar 62,71 persen yang berarti
variabel yang dipakai dalam penelitian ini sudah bagus.
Model
Investasi Dalam Negeri
LogID
= 18.86641 + 4.150270 LogPDB + 1.85096
LogL - 0.027103Sb - 0.000154Inf
.(4.3)
Dimana :
R2 : 0.6443
Dalam analisis ekonomi akan
difokuskan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap perkembangan
Investasi Dalam Negeri di Indonesia selama periode 1993-2014, baik besaran
maupun arah serta signifikansinya. Adapun pengaruh masih masing-masing variabel
dapat dijelakan sebagai berikut :
(a). Pengaruh
Variabel PDB
Nilai Koefisien
PDB (X1) menunjukan jika PDB meningkat 1 persen maka investasi akan
meningkat sebesar 4,1502 persen, dengan asumsi
faktor-faktor yang lain tetap. Variabel PDB berpengaruh positif terhadap
investasi karena kenaikan PDB akan menarik investor untuk menambah investasi
nya di Indonesia baik investor dalam negeri karena dengan pertumbuhan PDB yang
positif akan memberi keuntungan yang lebih pada investor di masa yang akan
datang.
(b). Pengaruh Tenaga Kerja
Nilai Koefisien
L (X3) menunjukan jika tenaga kerja meningkat 1 persen maka
investasi akan meningkat sebesar 1,8509 persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain
tetap. Variabel Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap investasi di
Indonesia karena banyaknya tenaga kerja di Indonesia membuat investor untuk
investasi di berbagai sektor yang bisa menyerap tenaga kerja dengan jumlah
besar, sehingga keuntungan yang diperoleh dari investasi juga besar.
(c). Pengaruh
Suku Bunga
Nilai Koefisien
Sb (X4) menunjukan jika suku bunga meningkat 1 persen maka investasi
akan turun sebesar 0.0271 persen, dengan
asumsi faktor-faktor yang lain tetap. Sesuai dengan teori ekonomi bahwa setiap
kenaikan tingkat suku bunga akan menurunkan tingkat investasi, karena hubungan
investasi dalam negeri dengan suku bunga adalah negatif atau tidak searah
ketika tingkat suku bunga naik maka investor cenderung akan menabung daripada
berinvestasi.
(d). Pengaruh
Inflasi
Khusus inflasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap investasi dalam negeri di Indonesia
meskipun dengan alpha 10 persen, ini menggambarkan relatif besarnya fluktuasi
inflasi, namun dapat disubtitusi oleh perkembangan variabel lain yang lebih
memberi keuntungan kepada investor domestik.
Nilai konstanta Investasi dalam
negeri (Y) sebesar 18,8664 artinya jika variabel PDB,
Tenaga kerja, Suku bunga dan Inflasi tetap maka Investasi dalam negeri di Indonesia sebesar 18,86 persen, hal ini
sudah bagus dapat dilihat juga dari R-square sebesar 64,43 persen yang berarti variabel yang dipakai dalam
penelitian ini sudah bagus.
BAB V
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Deskriptif
5.1.1 Perkembangan dan Kontribusi
Berdasarkan analisis deskriptif
dapat disimpulkan bahwa perkembangan Total Investasi, Investasi Asing maupun
Investasi Dalam Negeri mengalami perkembangan yang cukup bagus dengan rata-rata
perkembangan selama periode tahun 1993-2014 sebesar 18,70 persen untuk total
investasi 28,38 untuk investasi asing dan 16,46 untuk investasi dalam negeri.
Investasi asing masih mendominasi dalam kontribusi nya terhadap total investasi
sebesar 65,84 persen dan kontribusi penanaman modal dalam negeri sebesar 34,16
persen.
5.1.2 Laju Perkembangan Investasi
terhadap PDB
Berdasarkan analisis deskriptif laju perkembangan
investasi terhdap PDB Indonesia dapat disimpulkan bahwa rata-rata laju
perkembangan investasi lebih tinggi dari rata-rata laju perkembangan PDB dalam
kurun waktu 1993-2014 dengan persentase 10,71 persen untuk investasi dan 4,6 persen
untuk PDB. Tingginya perkembangan investasi banyak disumbang oleh penanaman
modal asing daripada penanaman modal dalam negeri.
5.2 Kuantitatif
a) Dari hasil
regresi berganda model total investasi diketahui variabel PDB, neraca berjalan,
jumlah tenaga kerja dan suku bunga kredit berpengaruh signifikan terhadap total
investasi di Indonesia selama periode tahun 1993-2014, dengan besaran R-square
sebesar 75,21 persen menunjukkan variabel yang dipakai penelitian ini sudah
bagus.
b)
Dari hasil regresi berganda model investasi asing
diketahui variabel PDB, neraca berjalan, jumlah tenaga kerja dan suku bunga
kredit berpengaruh signifikan terhadap investasi asing di Indonesia selama
periode tahun 1993-2014, dengan besaran R-square sebesar 62,71 persen
menunjukkan variabel yang dipakai penelitian ini sudah bagus.
c)
Dari hasil regresi berganda model investasi dalam
negeri diketahui variabel PDB, jumlah tenaga kerja dan suku bunga kredit
berpengaruh signifikan terhadap investasi dalam negeri di Indonesia selama
periode tahun 1993-2014, dengan besaran R-square sebesar 64,43 persen
menunjukkan variabel yang dipakai penelitian ini sudah bagus.
d) Khusus untuk
variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap total investasi, investasi asing
maupun investasi dalam negeri di Indonesia meskipun pada tingkat alpha 10
persen. Hal ini menggambarkan relatif besarnya fluktuasi inflasi, namun dapat
disubtitusi oleh perkembangan variabel lain yang lebih memberi keuntungan
kepada investor domestik serta diduga banyak komponen variabel lain yang mempengaruhi
investasi asing dan variabel tersebut banyak menggunakan mata uang asing
sehingga variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap total investasi di
Indonesia.
5.3 SARAN
a) Sejalan
dengan perkembangan pertumbuhan ekonomi seharusnya penanaman modal dalam negeri
lebih tinggi dari penanaman modal asing. Untuk itu pemerintah perlu menciptakan
ikim yang kondusif dalam investasi dengan membuat kebijakan malalui peningkatan
infrastruktur dan membuat aturan investasi yang jelas sehingga tercipta
efisiensi biaya yang tepat.
b) Meningkatkan
kualitas tenaga kerja melalui pelatihan keterampilan, mengendalikan tingkat
suku bunga agar lebih kompetitif. Mengendalikan inflasi, agar inflasi stabil
sehingga dapat mendorong penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri
yang berada di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Agung
Nusantara dan Eny Puji Astutik (2010), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Penanaman Modal Asing Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, STIE Stikubank
Semarang.
Dornbush, Fisher. 2010. Macroeconomics. New York : MC-Graw Hill Company Ltd.
Gujarati. 2010. Basic
Econometric. New York : MC-Graw Hill Company Ltd.
Sarwedi. 2011. Investasi
Asing Langsung di Indonesia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal
Ekonomi Akuntansi Fakultas Eonomi Universitas Kristen Petra.
Sritua Arif dan Adisasono. 1987. Modal Asing dan Beban Utang Luar Negeri dan Ekonomi Indonesia.
Jakarta, UI Press
Tan, Syamsurijal. 2013. Perencanaan Pembangunan : Teori dan Beberapa Implikasinya Untuk
Pembangunan Wilayah. Penerbit : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Jambi
------ -------------- 2013. Perdagangan Internasional : Teori dan Beberapa Aplikasinya.
Penerbit : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
Tan,
Amri, Low dan Yam. 2013. Analisis Daya
Saing dan Strategi Pembangunan untuk 33 Provinsi di Indonesia. Singapore :
World Scientific Publishing Co, Pte, Ltd.
Winarno, Wing Wahyu, 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Edisi Kedua.
UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Halo, namaku adalah. Ahmad Maria Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial, dan putus asa, saya dibohongi oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Saron Scott pemberi pinjaman cepat, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar 5.000 euro dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau tekanan dengan tingkat bunga hanya 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah itu diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan. Jadi saya berjanji akan membagikan kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi Ny. Sharon Scott melalui email: sharonscottloanfirm007@mail.com
ReplyDeleteAnda juga dapat menghubungi saya di email saya: ahmadmaria636@gmail.com
Sekarang, aku akan selalu mengucapkan terima kasih ma aku mencintaimu
Halo, namaku adalah. Ahmad Maria Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial, dan putus asa, saya dibohongi oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Saron Scott pemberi pinjaman cepat, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar 5.000 euro dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau tekanan dengan tingkat bunga hanya 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah itu diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan. Jadi saya berjanji akan membagikan kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi Ny. Sharon Scott melalui email: sharonscottloanfirm007@mail.com
ReplyDeleteAnda juga dapat menghubungi saya di email saya: ahmadmaria636@gmail.com
Sekarang, aku akan selalu mengucapkan terima kasih ma aku mencintaimu