Breaking News

Site Links

Monday 28 November 2016

ANALISIS INVESTASI DI INDONESIA DALAM PERIODE 1993-2014

ANALISIS INVESTASI DI INDONESIA DALAM PERIODE 1993-2014
Prof. Dr. H. Syamsurijal Tan, SE, MA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Jambi, Jambi
                                                                         
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Analisis Investasi di Indonesia dalam periode 1993-2014”. Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja investasi asing di Indonesia dilihat dari perkembangan dan kontribusi selama periode 1993-2014, baik investasi asing langsung maupun tidak langsung dan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan investasi asing termasuk Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing di Indonesia selama periode 1993-2014. Penelitian ini menggunakan data time series dari tahun 1993-2014 di Indonesia dengan metode analisis Regresi Berganda
            Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil: (1) rata-rata  perkembangan investasi di Indonesia periode 1993-2014 sebesar 18,70 persen. (2) rata-rata perkembangan penanaman modal asing di Indonesia sebesar 28,38 persen. (3) rata-rata perkembangan PMDN di Indonesia sebesar 16,46 persen. (4) kontribusi penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri terhadap investasi di Indonesia selama 1993-2014 dengan kontribusi sebesar 65,84 persen untuk PMA dan 34,16 persen untuk PMDN. (5) rata- rata laju perkembangan total investasi terhadap PDB selama periode 1993 – 2014 sebesar 10,71 persen. Sedangkan pengolahan data menggunakan Eviews.09 dengan metode analisis regresi berganda diketahui secara bersama-sama variabel bebas (faktor-faktor PDB, tenaga kerja, neraca berjalan, suku bunga pinjaman, inflasi) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Investasi di Indonesia.. Sedangkan secara individual diperoleh hasil : (1) variabel PDB berpengaruh positif signifikan. (2) variabel neraca pembayaran berpengaruh positif dan signifikan. (3) variabel tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan. (4) variabel suku bunga berpengaruh positif dan signifikan. (5) variabel inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan.
Kata Kunci : PDB, Neraca Pembayaran, Tenaga Kerja, Suku Bunga, Inflasi
ABSTRACT
This study entitled "Analysis of Investment in Indonesia periode 1993-2014". The purpose of this study to determine and analyze the performance of foreign investment in Indonesia in terms of development and contributions during the periode 1993-2014, foreign investment either directly or indirectly and to identify and analyze the factors that influence the development of foreign investment, including the Domestic Investment and Foreign Investment in Indonesia during the period 1993-2014. This study used data from the 1993-2014 time series in Indonesia by using multiple regression analysis
Based on the results of data processing of the results obtained: (1) the average investment growth in Indonesia period 1993-2014 amounted to 18.70 percent. (2) the average growth of foreign investment in Indonesia amounted to 28.38 percent. (3) the average development of domestic investment in Indonesia amounted to 16.46 percent. (4) The contribution of foreign investment and domestic investment to investment in Indonesia during 1993-2014 with a contribution of 65.84 percent to 34.16 percent for FDI and domestic investment. (5) the average rate of total investment to GDP growth over the period 1993-2014 amounted to 10.71 percent. While processing the data using Eviews.09 with multiple regression method known jointly independent variables (factors GDP, employment, current account, interest rates, inflation) jointly significant effect on investment in Indonesia .. While individually obtained results: (1) variable PDB significant positive effect. (2) variable balance of payments positive and significant impact. (3) variable labor and significant positive effect. (4) variable interest rates positive and significant impact. (5) variable inflation negative and not significant.
Keywords: GDP, Balance of Payments, Employment, Interest Rates, Inflation




I.                   PENDAHULUAN
Dalam era sebelum orde baru, ekonomi Indonesia relatif tertutup (closed economy), yang ditandai dengan besarnya proteksi terhadap industri dalam negeri baik berupa proteksi tarif maupun non tarif. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan produksi baik pertanian maupun non pertanian lebih berorientasi kepada memenuhi kebutuhan dalam negeri, sisanya baru di ekspor. Untuk itu banyak kebijakan non tarif untuk ekspor dan impor yang berupa larangan, kuota dan subsidi, demikian juga kebijakan mengenakan tarif terhadap produk ekspor dan impor. Sebagai akibatnya perkembangan ekonomi Indonesia berkembang relatif lambat, yang tercermin dari perkembangan ekspor dan impor, terutama dalam neraca jasa yang selalu mengalami defisit.
Dalam era orde baru, keterbukaan ekonomi Indonesia semakin nyata dan berkembang positif dengan semakin besarnya kontribusi ekspor impor terhadap PDB, dan kontribusi dari investasi asing dan juga hutang luar negeri sebagai sumber penerimaan negara. Namun kecenderungan perkembangan positif tersebut, terhambat sejak pertengahan tahun 1997, yang merupakan awal dari krisis ekonomi atau krisis moneter Indonesia. Pada krisis moneter ini ditandai dengan terjadinya depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sehingga pada bulan Agustus 1997 mencapai Rp.16.000,- per dollar AS. Demikian juga suku bunga bank pernah mencapai 60 persen pertahun dan meningkatnya inflasi secara drastis. Hal ini disebabkan antara lain tidak kuatnya struktur ekonomi Indonesia.
Dalam posisi krisis ekonomi tersebut, tabungan nasional menurun yang berakibat kepada terbatasnya sumber dana untuk membiayai investasi dalam negeri. Sementara untuk kebutuhan pembangunan, investasi sulit diturunkan sehingga berkibat besarnya investasi dibandingkan dengan tabungan dalam negreri, yang harus ditutup dengan investasi asing. Begitu juga untuk perekonomian tiga sektor kekurangan tabungan dalam negeri dan pajak untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan investasi harus ditutup dengan investasi asing.
Pada tahun 1998, perkembangan perekonomian Indonesia masih belum pulih karena pertumbuhan ekonomi masih minus dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS belum meningkat dan suku bunga bank masih tetap tinggi, sehingga investasi asing juga belum banyak mengalir ke Indonesia (capital inflow). Setelah tahun 1998, perkembangan ekonomi Indonesia mulai membaik dilihat dari beberapa indikator makro ekonomi, meskipun masih sangat fluktuatif sampai tahun 2015. Hal ini diperlihatkan dengan kecenderungan perkembangan ekspor yang negatif terutama sejak tahun 2012. Hal ini erat kaitannya dengan menurunnya perkembangan harga beberapa produk ekspor unggulan Indonesia antara lain karet dan kelapa sawit, sementara kebutuhan akan produk impor terus terjadi kenaikan.
Kondisi ketidakstabilan perkembangan ekspor dan impor menyebabkan defisit neraca transaksi berjalan terus meningkat dimana ekspor lebih kecil dari impor meskipun dalam kenyataannya defisit tersebut banyak bersumber dari neraca jasa. Hal inilah yang berakibat meningkatnya kebutuhan akan investasi asing. Faktor lain juga sebagai akibat memburuknya perkembangan ekonomi dunia antara lain menurunnya pertumbuhan ekonomi negara-negara maju termasuk pertumbuhan ekonomi China dan juga semakin menurunnya tingkat suku bunga dunia, sehingga menyebabkan meningkatnya aliran modal masuk ke Indonesia (capital inflow).
Demikian juga dengan investasi asing mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada tahun 1998, jumlah realisasi investasi asing sebesar US $ 13.563,1 dan tahun 2010 dan tahun 2015 meningkat menjadi masing-masing US $ 16.214,8 dan US $ 28.529,6. Berarti secara absolut terus terjadi peningkatan positif, tetapi dilihat secara persentasi terjadi fluktuasi. Suatu  hal yang menarik diamati, kenapa perkembangan inevasi asing berfluktuasi dan bagaimana fenomena perkembangan investasi asing tersebut dibandingkan dengan perkembangan ekonomi Indonesia selama periode 1993-2014.
Naik turun nya jumlah Investasiasing di Indonesia menarik untuk diteliti lebih lanjut yang dituangkan dalam penelitian dengn rumusan masalah sebagai berikut :

 Tenaga kerja yang ada pada sektor industri pengolahan di kabupaten/kota di Provinsi Jambi menarik untuk diteliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi naik turunnya jumlah tenaga kerja yang berada pada sektor industri pengolahan kabupaten/kota di Provinsi Jambi tahun 2010-2013 yang dituangkan dalam penelitian dengan rumusan masalah berikut ini :
1.         Bagaimana kinerja dari investasi asing di Indonesia selama periode 1993-2014.
2.         Faktor-faktor apa yang mempengaruhi Investasi Asing di Indonesia selama periode 1994-2014.
2. TINJAUAN PUSTAKA
            Investasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pelaku ekonomi (investor) dalam usaha melakukan aktivitas ekonomi dengan  harapan akan mendapat keuntungan yang berupa “return on invesment”. Pada dasarnya investasi adalah fungsi dari suku bunga bank (interest rate), fluktuasi suku bunga bank berpengaruh negatif terhadap investasi, kenaikan/penurunan suku bunga akan menurunkan atau meningkatkan investasi. Pengaruh negatif suku bunga bank karena kenaikan suku bunga bank akan menarik pemilik modal menabung dan mengurangi investasi, demikian sebaliknya bila suku bunga bank turun.
Secara teoritis, masuknya investasi asing kedalam suatu negara misalnya Indonesia sangat kuat kaitannya dengan daya tarik dari suku bunga dalam negeri yang lebih besar dibandingkan dengan  suku bunga pada negara asing dan faktor daya tarik lain seperti tersedianya kecukupan input antara lain tenaga kerja murah dan tersedianya bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Kemudian yang tidak kalah pentingnya dukungan besarnya pasar domestik yang dicerminkan oleh besarnya Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Dalam kurun waktu 40 tahun,iklim investasi baik PMDN maupun PMA mengalami perubahan sesuai dengan kondisi sosial politik di Indonesia.  Sebagai contoh pada awal orde baru dengan paket UU Penanaman Modal, yaitu UU No.6 tahun 1968 yang kemudian disempurnakan dengan UU No.12 Tahun 1970 tentang PMDN dan UU No.1 Tahun 1967 yang disempurnakan dengan UU No.11 Tahun 1970 tentang PMA, Indonesia membuka peluang seluas-luasnya bagi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Penanaman modal asing adalah penanaman modal yang dilakukan oleh orang asing (foreigner) secara langsung berdasarkan ketentuan Undang-Undang No.1 Tahun 1967 dan yang digunakan menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut. Investasi asing di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu investasi portofolio dan investasi langsung. Investasi portofolio dilakukan melalui pasar modal, dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi, sedangkan investasi langsung dikenal dengan Penanaman Modal Asing, merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan.
Secara teoritis banyak faktor yang mempengaruhi investasi asing, satu sisi dikategorikan faktor ekonomi dan disi lain terdapat faktor non-ekonomi (kepastian hukum, keamanan, budaya dan agama).  Faktor ekonomi adalah variabel ekonomi yang dapat diukur. Kemudian dari sisi lain, perkembangan investasi asing dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran. Dari sisi penawaran, perkembangan investasi asing erat kaitannya dengan ketersediaan faktor input tenaga kerja, modal, tenaga skill dan teknologi. Sementara dasri sisi permintaan, beberapa faktor yang mempengaruhi investasi asing adalah jumlah penduduk dan pendapatan nasional. Untuk lebih terperinci, beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan investasi asing, diantaranya adalah : jumlah penduduk, Produk Domestik Bruto (PDB), exchange rate, suku bunga kredit, defisit neraca transaksi berjalan dan inflasi serta kebijakan pemerintah.
a.       Pengaruh Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap masuknya investasi asing, karena selain merupakan potensi pasar untuk produk yang dihasilkan, juga memberi gambaran tersedianya kecukupan tenaga kerja yang murah yang dapat digunakan dalam proses produksi. Indonesia salah satu penduduk no 3 terbesar di dunia setelah India, China dan Amerika Serikat.
b.       Pengaruh Exchange Rate
Excgane rate merupakan nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang negara asing misalnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Melemahnya nilai rupiah terhadap dollar AS akan mendorong semakin meningkatnya investasi asing masuk ke Indonesia, karena nilai dollar AS yang digunakan untuk membayar kebutuhan input di Indonesia menjadi lebih mahal, demikian juga terjadi sebaliknya bila terjadi depresiasi nilai dollar AS terhadap rupiah.
c.       Pengaruh Suku Bunga Bank
Suku bunga bank di dalam negeri misalnya di Indonesia akan berpengaruh positif terhadap investasi asing di Indonesia, karena semakin tinggi suku bunga bank di Indonesia akan menyebabkan investor akan menabung di Indonesia, yang kemudian juga akan digunakan untuk melakukan investasi.
d.       Pengaruh Defisit Transaksi Berjalan
Defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit) memberi pengertian relatif besar impor dibandingkan dengan ekspor Indonesia. Untuk menutupi defisit transaksi berjalan tersebut dibutuhkan investasi asing, semakin besar defisit transaksi berjalan akan mengakibatkan semakin besar kebutuhan akan investasi asing.
e.       Pengaruh Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah antara lain kemudahan administrasi, pengurangan pajak bahkan pengampunan pajak. Kebijakan ini akan mendorong memperbanyak aliran investasi asing ke Indonesia. Hal ini disebabkan semakin berkurangnya biaya produksi, yang pada gilirannya akan meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan.

                      Tidak berbeda dengan perkembangan investasi total atau investasi asing, PMDN juga sangat kuat kaitannya dengan faktor non ekonomi dan ekonomi. Dari sisi ekonomi dapat dipengaruhi banyak  variabel antara lain : PDB, Tenaga kerja, suku bunga investasi dan tingkat Inflasi. Sebagai catatan, berbeda dengan PMA yang sangat kuat kaitannya dengan nilai tukar rupiah per dollar AS.

a.    Produk Domestik Bruto (PDB).
Fluktuasi positif dan negatif dari PMDN kuat kaitannya dengan perkembangan PDB Indonesia. Variabel PMDN dipengaruhi secara positif oleh perkembangan PDB. Semakin besar PDB akan menyebaban semakin meningkat PMDN karena kemampuan negara untuk membiayai investasi semakin besar, demikian sebaliknya bila terjadi penurunan PDB Indonesia.
b.    Tenaga Kerja.
    Pada dasarnya penduduk usia kerja atau produktif disebut angkatan kerja, sementara tenaga kerja adalah bahagian dari angkatan kerja yang sedang bekerja. Dalam kaitannya, tenaga kerja didefinisikan sebagai angkatan kerja yang mempengaruhi PMDN, dimana kenaikan/penurunan angkatan kerja akan meningkatkan atau menurunkan jumlah PMDN. Secara teoritis, pengaruh tenaga kerja juga dapat dilihat dari tingkat upah, dimana upah berpengaruh negatif terhadap PMDN.
c. Inflasi
Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga secara menyeluruh yang tercakup dalam Indeks Harga Konsumen (IHK). Inflasi berpengaruh negatif terhadap PMDN, apabila inflasi naik menyebabkan menurunnya PMDN karena investasi riil menjadi lebih kecil, demikian sebaliknya bila terjadi penurunan inflasi.Dari sisi lain, juga dapat dijelaskan kenaikan inflasi menyebabkan meningkatnya biaya produksi, yang pada gilirannya dapat berakibat disinsentif terhadap PMDN.
d.    Suku Bunga Investasi
Suku bunga investasi merupakan tingkat suku bunga yang dipergunakan oleh perbankan bila investor melakukan pinjaman untuk kebutuhan investasi, antara lain dana yang digunakan sebagai modal kerja. Suku  bunga investasi berperngaruh negatif terhadap PMDN, semakin tinggi suku bunga investasi semakin berkurang kemampuan investor menanam modalnya dalam wilayah Indonesia. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya tingkat pengebalian bersih dari keuntungan yang akan diperoleh produsen.
3. METODELOGI PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah metode kepustakaan yaitu dengan mempelajari literatur-literatur baik buku teks maupun hasil penelitian. Kemudian juga dilengkapi dengan data-data statistik yang dibutuhkan dan akan diolah secara statistik dan ekonometrik yang digunakan melakukan beberapa perhitungan yang dibutuhkan dan juga dilakukan analisis deskriptif kualitatif untuk mengambil beberapa kesimpulan. Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari instansi formal antara lain :
1.       Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat
2.       Badan Pusat Statistik Jambi
3.       Bank Indonesia.
4.       Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Jambi
Adapun data yang digunakan adalah data sekunder yang dihimpun dalam runtun waktu selama periode 1998-2015. Adapun data-data yang dibutuhkan adalah :
1.         PDB Indonesia
2.         Suku bunga pinjaman,
3.         Nilai tukar rupiah per dollar AS,
4.         Defisit neraca berjalan
5.         Jumah tenaga kerja.
6.         Inflasi di Indonesia

Metode Analisis dan Pengolahan Data
a.       Analisis Deskriptif
Untuk menjawab tujuan pertama digunakan analisis deskriptif dengan menggunakan formula pertumbuhan tahunan dan rata-rata dalam suatu periode penelitian, yang akan digunakan analisis berdasarkan pengamatan, literatur kepustakaan yang berbasis teori. Kemudian untuk kontribusi  perkembangan investasi asing baik instasi dalam negari, investasi langsung dan tidak langsung terhadap total investasi digunakan rumus rasio sederhana. Dan juga melihat apakan investasi berperan sebagai pelengkap pembangunan digunakan formula transformasi antara perkembangan investasi asing dengan perkembangan perkembangan ekonomi yang dicerminkan dari perkembangan Produk Domestik Bruto Indonesia dalam periode penelitian.
Perkembangan :

Xt – Xt-1
Xg  = ------------  x  100
             Xt-1


Xg (1) +   ......... Xg (n)
Xg(r) = ----------------------------------                              n
Kontribusi :
PMA
PMA (c)  =  ==========
 I

PMDN
PMDN (c) = ==========
 I

I
I (c)  =  ==========
PDB

b.       Analisis Kuantitatif
Untuk menghitung pengaruh beberapa variabel bebas terhadap fluktuasi perkembangan investasi asing digunakan formula regresi berganda linear biasa dan kemudian dicoba juga dengan regresi double log. Adapun beberapa model yang dibentuk adalah :
I = f (PDB, Nb, L, Sb, Inf, e )
  LogI  = βo + β1LogPDB + β2LogNb
+ β3LogL + β4Sb  +β5Inf
PMA  =   f (PDB, Nb, L, Sb,  Inf, e )
LogIA = βo + β1LogPDB +β2LogNb
+ β3LogL + β4Sb  +β5Inf
PMDN =   f ( PDB, Lb, Sb, Inf, e )
          LogID   =   βo + β1LogPDB +
β2LogL  + β3Sb + β4Inf
Dimana :
PDB     = Produk Domestik Bruto Indonesia
Nb        = Defisit neraca transaksi
berjalan Indonesia
L    = Jumlah tenaga kerja
Sb = Suku bunga kredit
Inf = Tingkat Inflasi di Indonesia
Î’o = Konstanta
Î’i = Koefisien Regresi

Pengujian Hipotesis
1.       Uji Statistik
Uji secara simultan disebut juga dengan Uji F, mempunyai arti menguji pengaruh semua variabel bebas (PDB, Nb, L, Sb, Inf, e ) tehadap variabel terikat investasi asing secara menyeluruh atau simutan, apakah berpengaruh signifikan atau tidak. Standar statistik yang digunakan paling besar nilai signifikansinya 10 persen. Kemudian dilengkapi dengan menghitung koefisien diterminasi (R2), yang menunjukkan berapa besar fluktuasi perubahan variabel investasi asing ditentukan oleh fluktuasi perubahan variabel bebas.. Nilai R2 berada antara nol dan 100. Semakin mendekati 100, menunjukkan keterkaitan investasi asing dengan variabel bebas semakin kuat, sedangkan semakin mendekati nol menunjukkan semakin lemah.
Pengujian secara parsial dimaksudkan apakah masing-masing variabel bebas secara individual berpengaruh signifikan terhadap perkembangan variabel terikat investasi asing. Pengujian bukan saja terhadap besaran koefisien regresi tetapi juga arah hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat investasi asing, apakah negatif atau positif. Dalam menentukan signifikan atau tidak signifikan akan dilihat dari nilai signifikannya (α). Standar tingkat signifikansi yang digunakan paling besar 10 persen, artinya angka menunjukkan tingkat  kesalahan yang dapat ditolelir. 
2.       Uji Asumsi Klasik
Untuk mendapat model yang terbaik, tidak cukup hanyak dengan pengujian statistik, tetapi perlu dihitung apakah memenuhi atau lolos dalam uji asumsi Klasik. Dalam pengujian asumsi Klasik, ada beberapa yang harus diuji yaitu :
1.    Normalitas
2.    Heteroskedastisitas,
3.    Autokorelasi dan
4.    Multikolinearitas.
Persoalan mendasar, apakah data dalam penelitian ini dapat dikategori normal atau tidak. Asumsi Klasik mengharuskan data yang diteliti harus normal. Untuk itu perlu diuji, yang paling sederhana dengan menggambar diagram sederhana, atau dengan uji statistik Shapiro-Wilk. Jika nilai sig > 0,05, maka data dapat dikategorikan terdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji heteroskedastisitas, untuk menguji apakah terjadi perbedaan varian antar seri data. Heteroskedastisitas muncul apabila nilai varian dari variabel terikat sebagaimana meningkatnya varian variabel bebas. Hanya secara teoritis, gejala heteroskedastisitas sering terjadi pada data cross-section daripada data time series. Pengujian masalah heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji koelasi Rank Spearman.
Sementara uji autokorelasi untuk menguji apakah apakah terjadi korelasi antar antar anggota dalam serangkaian observasi dalam runtun waktu. Autokorelasi lebih sering terjadi pada data time series, karena data yang diurut dalam runtun waktu lebih sering terjadi inrkorelasi antara observasi. Penyakit autokolerasi bisa dideteksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Kemudian multikolinearitas merupakan uji apakah terdapat korelasi antar variabel bebas dalam suatu penelitian yang menggunakan data time series, sehingga menyulitkan mendeteksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Penyakit multikolinearitas bisa dilakukan dengan menggunaka tolerance value (tv) dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai tv > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi kolinearitas antar variabel bebas.

Definisi Operasional Variabel
a. Investasi asing adalah serangkaian data time series selama kurun waktu 1993-2014 baik dalam bentuk rencana maupun realisasi, tetapi untuk kebutuhan regresi akan digunakan data realisasi investasi asing di Indonesia. Data rencana investasi merupakan data yang tertuang dalam dokumen pemerintah dalam bentuk perencanaan, sedangkan data realisasi merupakan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menggambarkan realisasi investasi selama periode penelitian.
a.   Produk Domestik Bruto adalah merupakan data yang PDB yang dikeluarkan oleh BPS menurut perhitungan berdasarkan produksi selama periode 1993-2014. Ada dua tahun dasar yaitu tahun 1993 dan 2000. Untuk kebutuhan regresi dan analisis, maka data PDB tersebut akan dilakukan penyesuaian tahun dasar menjadi tahun 2000 dengan metode “deflator”..
b.  Defisit neraca transaksi berjalan adalah merupakan serangkaian data time series selama periode 1993-2014 yang diperoleh dari Bank Indonesia. Data defisit neraca transaksi berjalan merupakan selesih antara ekspor dan impor, dimana ekspor lebih besar dari impor.
c.   Suku Bunga Kredit merupakan tingkat suku bunga yang dipergunakan oleh perbankan bila investor melakukan pinjaman untuk kebutuhan investasi, antara lain dana yang digunakan sebagai modal kerja. Suku  bunga investasi berperngaruh negatif terhadap PMDN, semakin tinggi suku bunga investasi semakin berkurang kemampuan investor menanam modalnya dalam wilayah Indonesia. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya tingkat pengebalian bersih dari keuntungan yang akan diperoleh produsen
d.  Inflasi adalah data inflasi di Indonesia selama periode 1993-2014 yang tergambar dari Indeks Harga Konsumen (IHK). Data IHK juga diperoleh dari data dokumen Bank Indonesia dan merupakan data IHK tahunan.
e.  Jumlah Tenaga Kerja, merupakan gambaran dari jumlah penduduk Indonesia pertahun selama periode penelitian 1993-2014, yang mencerminkan besarnya pasar untuk produk investasi asing di Indonesia. Namun dalam penelitian ini digunakan data jumlah tenaga kerja, karena sebagai gambaran nyata yang digunakan dalam proses produksi yang dilakukan investor asing di Indonesia.

4.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Deskriptif
Perkembangan investasi di Indonesia periode 1993-2014 sebesar 18,70 persen, perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 1994 sebesar 86,25 persen hal ini didukung oleh penanaman modal asingyang tinggi di tahun itu.       Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 1998  sebesar -38,82 persen dan tahun 1999 sebesar -22,83 hal ini dikarenakan pada tahun itu Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi menyebabkan penanaman modal dalam negeri merosot tajam dan inflasi berada di posisi yang tinggi mencapai titik 77 persen pada tahun 1999, karena banyak faktor yang mempengaruhi total investasi di Indonesia baik eksternal maupun internal.
Perkembangan penanaman modal asing di Indonesia sebesar 28,38 persen, perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 1994 mencapai 203,73 persen. Hal ini menjadi salah satu faktor total investasi Indonesia di tahun 1994 mengalami perkembangan yang tinggi karena terdapat banyak proyek baru PMA. Untuk perkembangan terendah terjadi pada tahun 2002 sebesar -44,11 persen dikarenakan pada tahun ini tingkat suku bunga di Indonesia beradapada titik paing tinggi selama 22 tahun terakhir yaitu sebesar 17,82 persen sehingga para investor asing mengurangi investasi nya di Indonesia. Saaat krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1998 berdampak juga terhadap penanaman modal asing dibuktikan bahwa persentase nya turun hingga -30,81 persen hal ini dikarenakan keadaan ekonomi Indonesia yang tidak stabil menyebabkan para investor asing mengurangi investasi nya di Indonesia.
Rata-rata penanaman modal asing diatas menggambarkan bahwa Penanaman Modal Asing sangat dipengaruhi oleh ekonomi dunia, berkembang secara tidak beraturan dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang tidak bisa dijelaskan. Namun demikian Penanaman Modal Asing masih menjadi faktor pendorong yang kursial bagi total investasi di Indonesia.
Perkembangan penanaman modal dalam negeri di Indonesia tahun 1993-2014 mengalami pergerakan yang fluktuatif dengan rata-rata perkembangan sebesar 16,46 persen. perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2003 sebesar 91,58 persen hal ini dikarenakan sumbangan dari sektor sekunder tinggi terdiri dari berbagai macam industri, baik industri kimia, industri makanan serta industri kertas dan percetakan yang banyak menyerap tenaga kerja.
Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 1998 sebesar -49,32 persen seperti halnya penanaman modal asing yang merosot dikarenakan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia begitupun dengan penurunan yang terjadi pada penanaman modal dalam negeri.dikarenakan para investor mengurangi jumlah investasinya karena keadaan ekonomi Indonesia yang tidak stabil. Untuk perkembangan di tahun-tahun lainnya mengalami perkembangan yang fluktuatif baik meningkat maupun menurun.
Kontribusi penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri terhadap investasi di Indonesia selama 1993-2014 dengan kontribusi sebesar 65,84 persen untuk PMA dan 34,16 persen untuk PMDN. Kontribusi PMA lebih besar dibanding dengan PMDN hal ini sesuai dengan rata-rata perkembangan PMA yang lebih tinggi dibanding PMDN. Tingginya persentase PMA dibanding PMDN membuktikan bahwa saat ini perekonomian Indonesia masih ditunjang oleh para investor asing.
Rata- rata laju perkembangan total investasi terhadap PDB selama periode 1993 – 2014 sebesar 10,71 persen, lebih tinggi dari laju perkembangan PDB yang hanya 4,6 persen selama 22 tahun. Hal ini terlihat dari kontribusi total investasi terhadap PDB mengalami peningkatan dari 4,92 persen di tahun 1993 menjadi 17,57 persen di tahun 2014 meskipun selama perkembangan nya mengalami naik turun. Laju perkembangan total investasi yang menunjukkan trend yang positif seharusnya banyak disumbang oleh penanaman modal dalam negeri namun terlihat dari tabel diatas bahwa penanaman modal asing memberikan kontribusi yang lebih tinggi yaitu sebesar 7,04 persen sedangkan penanaman modal dalam negeri hanya sebesar 3,67 persen.
 Kontribusi penanaman modal asing yang lebih tinggi daripada penanaman modal dalam negeri sesuai dengan persentase kontribusi nya terhadap total investasi di Indonesia hingga mencapai 65, 84 persen. Dari hasil ini menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia masih sangat bergantung pada investor asing melalui penanaman modal asing.
4.2 Hasil Regresi
Model Total Investasi

Log I = 43.32120 + 3.0925Log PDB + 9.6611 LogNB + 0.628035LogL + 0.0043Sb – 0.0002Inf
(4.1)

R2          : 0,7521
Dalam analisis ekonomi akan difokuskan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap perkembangan investasi di Indonesia selama periode 1993-2014, baik besaran maupun arah serta signifikansinya. Adapun pengaruh masih masing-masing variabel dapat dijelakan sebagai berikut :
(a). Pengaruh Variabel PDB.
Nilai Koefisien PDB (X1) menunjukan jika PDB meningkat 1 persen maka investasi akan meningkat sebesar 3,0925 persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap. Variabel PDB berpengaruh positif terhadap investasi karena kenaikan PDB akan menarik investor untuk menambah investasi nya di Indonesia baik investor dari luar negeri maupun dari dalam negeri karena dengan pertumbuhan PDB yang positif akan memberi keuntungan yang lebih pada investor di masa yang akan datang.
(b). Pengaruh Variabel Neraca Berjalan
Nilai Koefisien NB (X2) menunjukan jika neraca berjalan meningkat 1 persen maka investasi akanmeningkat sebesar 9,6610 persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap.Variabel Neraca berjalan berpengaruh positif terhadap investasi karena keduanya saling berhubungan, dimana jika neraca berjalan meningkat positif maka investasi juga akan meningkat.
(c). Pengaruh Variabel Tenaga Kerja
Nilai Koefisien L (X3) menunjukan jika tenaga kerja meningkat 1 persen maka investasi akan meningkat sebesar 0,6280 persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap. Variabel Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap investasi di Indonesia karena banyaknya tenaga kerja di Indonesia membuat investor untuk investasi di berbagai sektor yang bisa menyerap tenaga kerja dengan jumlah besar, sehingga keuntungan yang diperoleh dari investasi juga besar.
(d). Pengaruh Variabel Suku Bunga
Nilai Koefisien Sb (X4) menunjukan jika suku bunga meningkat 1 persen maka investasi akan meningkat sebesar 0,0043 persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap. Berarti suku dalam negeri berpengaruh positif terhadap total investasi di Indonesia karena keuntungan investasi lebih besar dari tingkat bunga.
(e). Pengaruh Variabel Inflasi
Khusus inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap investasi di Indonesia meskipun dengan tingkat alpha 10 persen. Hal ini dikarenakan besarnya fluktuasi tingkat inflasi, namun dapat disubtitusi oleh perkembangan variabel lain yang lebih memberi keuntungan kepada investor domestik serta diduga banyak komponen variabel lain yang mempengaruhi investasi asing dan variabel tersebut banyak menggunakan mata uang asing
            Nilai konstanta Investasi (Y) sebesar 43.3212 artinya jika variabel PDB, Neraca berjalan, Tenaga kerja, Suku bunga dan Inflasi tetap maka Investasi di Indonesia sebesar 43,32 persen hal ini sudah bagus dapat dilihat juga dari R-square sebesar 75,21 persen yang berarti variabel yang dipakai dalam penelitian ini sudah bagus.
Model Investasi Asing
LogIA = 33.65617+ 2.158333LogPDB+ 0.697931LogNB+ 7.138499LogL- 0.003202Sb- 0.001216Inf
(4.2)
 
R2          :0.6271
           
Dalam analisis ekonomi akan difokuskan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap perkembangan Investasi Asing di Indonesia selama periode 1993-2014, baik besaran maupun arah serta signifikansinya. Adapun pengaruh masih masing-masing variabel dapat dijelakan sebagai berikut :
(a). Pengaruh Variabel PDB.
Nilai Koefisien PDB (X1) menunjukan jika PDB meningkat 1 persen maka investasi akan meningkat sebesar 2,1583 persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap. Variabel PDB berpengaruh positif terhadap investasi asing karena kenaikan PDB akan menarik investor untuk menambah investasi nya di Indonesia karena dengan pertumbuhan PDB yang positif akan memberi keuntungan yang lebih pada investor di masa yang akan datang.
(b). Pengaruh Variabel Neraca Berjalan
Nilai Koefisien NB (X2) menunjukan jika neraca berjalan meningkat 1 persen maka investasi akanmeningkat sebesar 0,6979 persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap.Variabel Neraca berjalan berpengaruh positif terhadap investasi asing di Indonesia  karena keduanya saling berhubungan, dimana jika neraca berjalan meningkat positif maka investasi juga akan meningkat.
(c). Pengaruh Tenaga Kerja
Nilai Koefisien L (X3) menunjukan jika tenaga kerja meningkat 1 persen maka investasi akan meningkat sebesar 7,1384  persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap. Variabel Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap investasi asing di Indonesia karena banyaknya tenaga kerja di Indonesia membuat investor asing untuk investasi di berbagai sektor yang bisa menyerap tenaga kerja dengan jumlah besar, sehingga keuntungan yang diperoleh dari investasi juga besar.
(d). Pengaruh Suku Bunga
Nilai Koefisien Sb (X4) menunjukan jika suku bunga meningkat 1 persen maka investasi akan turun sebesar 0,0032 persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap. Variabel suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan pada alpha 10 persen, sesuai dengan teori ekonomi jika suku bunga meningkat maka investor akan cenderung menabung daripada berinvestasi karena tingkat suku bunga yang tinggi akan lebih menguntungkan daripada berinvestasi.
(e). Pengaruh Inflasi
Khusus inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap investasi di Indonesia meskipun pada tingkat alpha 10 persen. Hal ini diduga banyak komponen variabel lain yang mempengaruhi investasi asing dan variabel tersebut banyak menggunakan mata uang asing sehingga inflasi yang terjadi di Indonesia tidak berpengaruh terhadap investasi asing.
            Nilai konstanta Investasi Asing (Y) sebesar 33,6561 artinya jika variabel PDB, Neraca berjalan, Tenaga kerja, Suku bunga dan Inflasi tetap maka Investasi Asing di Indonesia sebesar 33,65 persen, hal ini sudah bagus dapat dilihat juga dari R-square sebesar 62,71 persen yang berarti variabel yang dipakai dalam penelitian ini sudah bagus.
Model Investasi Dalam Negeri
           
LogID =  18.86641 + 4.150270 LogPDB + 1.85096 LogL - 0.027103Sb - 0.000154Inf
.(4.3)
          
Dimana :
R2          : 0.6443
Dalam analisis ekonomi akan difokuskan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap perkembangan Investasi Dalam Negeri di Indonesia selama periode 1993-2014, baik besaran maupun arah serta signifikansinya. Adapun pengaruh masih masing-masing variabel dapat dijelakan sebagai berikut :
(a). Pengaruh Variabel PDB
Nilai Koefisien PDB (X1) menunjukan jika PDB meningkat 1 persen maka investasi akan meningkat sebesar 4,1502 persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap. Variabel PDB berpengaruh positif terhadap investasi karena kenaikan PDB akan menarik investor untuk menambah investasi nya di Indonesia baik investor dalam negeri karena dengan pertumbuhan PDB yang positif akan memberi keuntungan yang lebih pada investor di masa yang akan datang.
 (b). Pengaruh Tenaga Kerja
Nilai Koefisien L (X3) menunjukan jika tenaga kerja meningkat 1 persen maka investasi akan meningkat sebesar 1,8509  persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap. Variabel Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap investasi di Indonesia karena banyaknya tenaga kerja di Indonesia membuat investor untuk investasi di berbagai sektor yang bisa menyerap tenaga kerja dengan jumlah besar, sehingga keuntungan yang diperoleh dari investasi juga besar.
(c). Pengaruh Suku Bunga
Nilai Koefisien Sb (X4) menunjukan jika suku bunga meningkat 1 persen maka investasi akan turun sebesar 0.0271 persen, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap. Sesuai dengan teori ekonomi bahwa setiap kenaikan tingkat suku bunga akan menurunkan tingkat investasi, karena hubungan investasi dalam negeri dengan suku bunga adalah negatif atau tidak searah ketika tingkat suku bunga naik maka investor cenderung akan menabung daripada berinvestasi.
(d). Pengaruh Inflasi
Khusus inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap investasi dalam negeri di Indonesia meskipun dengan alpha 10 persen, ini menggambarkan relatif besarnya fluktuasi inflasi, namun dapat disubtitusi oleh perkembangan variabel lain yang lebih memberi keuntungan kepada investor domestik.
            Nilai konstanta Investasi dalam negeri (Y) sebesar 18,8664 artinya jika variabel PDB, Tenaga kerja, Suku bunga dan Inflasi tetap maka Investasi dalam negeri  di Indonesia sebesar 18,86 persen, hal ini sudah bagus dapat dilihat juga dari R-square sebesar 64,43 persen yang berarti variabel yang dipakai dalam penelitian ini sudah bagus.

BAB V
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Deskriptif
5.1.1 Perkembangan dan Kontribusi
            Berdasarkan analisis deskriptif dapat disimpulkan bahwa perkembangan Total Investasi, Investasi Asing maupun Investasi Dalam Negeri mengalami perkembangan yang cukup bagus dengan rata-rata perkembangan selama periode tahun 1993-2014 sebesar 18,70 persen untuk total investasi 28,38 untuk investasi asing dan 16,46 untuk investasi dalam negeri. Investasi asing masih mendominasi dalam kontribusi nya terhadap total investasi sebesar 65,84 persen dan kontribusi penanaman modal dalam negeri sebesar 34,16 persen.
5.1.2 Laju Perkembangan Investasi terhadap PDB
Berdasarkan analisis deskriptif laju perkembangan investasi terhdap PDB Indonesia dapat disimpulkan bahwa rata-rata laju perkembangan investasi lebih tinggi dari rata-rata laju perkembangan PDB dalam kurun waktu 1993-2014 dengan persentase 10,71 persen untuk investasi dan 4,6 persen untuk PDB. Tingginya perkembangan investasi banyak disumbang oleh penanaman modal asing daripada penanaman modal dalam negeri.          
5.2  Kuantitatif
a)    Dari hasil regresi berganda model total investasi diketahui variabel PDB, neraca berjalan, jumlah tenaga kerja dan suku bunga kredit berpengaruh signifikan terhadap total investasi di Indonesia selama periode tahun 1993-2014, dengan besaran R-square sebesar 75,21 persen menunjukkan variabel yang dipakai penelitian ini sudah bagus.
b)    Dari hasil regresi berganda model investasi asing diketahui variabel PDB, neraca berjalan, jumlah tenaga kerja dan suku bunga kredit berpengaruh signifikan terhadap investasi asing di Indonesia selama periode tahun 1993-2014, dengan besaran R-square sebesar 62,71 persen menunjukkan variabel yang dipakai penelitian ini sudah bagus.
c)    Dari hasil regresi berganda model investasi dalam negeri diketahui variabel PDB, jumlah tenaga kerja dan suku bunga kredit berpengaruh signifikan terhadap investasi dalam negeri di Indonesia selama periode tahun 1993-2014, dengan besaran R-square sebesar 64,43 persen menunjukkan variabel yang dipakai penelitian ini sudah bagus.
d)    Khusus untuk variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap total investasi, investasi asing maupun investasi dalam negeri di Indonesia meskipun pada tingkat alpha 10 persen. Hal ini menggambarkan relatif besarnya fluktuasi inflasi, namun dapat disubtitusi oleh perkembangan variabel lain yang lebih memberi keuntungan kepada investor domestik serta diduga banyak komponen variabel lain yang mempengaruhi investasi asing dan variabel tersebut banyak menggunakan mata uang asing sehingga variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap total investasi di Indonesia.

5.3  SARAN
a)    Sejalan dengan perkembangan pertumbuhan ekonomi seharusnya penanaman modal dalam negeri lebih tinggi dari penanaman modal asing. Untuk itu pemerintah perlu menciptakan ikim yang kondusif dalam investasi dengan membuat kebijakan malalui peningkatan infrastruktur dan membuat aturan investasi yang jelas sehingga tercipta efisiensi biaya yang tepat.
b)    Meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan keterampilan, mengendalikan tingkat suku bunga agar lebih kompetitif. Mengendalikan inflasi, agar inflasi stabil sehingga dapat mendorong penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri yang berada di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
Agung Nusantara dan Eny Puji Astutik (2010), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, STIE Stikubank Semarang.
Dornbush, Fisher. 2010. Macroeconomics. New York : MC-Graw Hill Company Ltd.
Gujarati. 2010. Basic Econometric. New York : MC-Graw Hill Company Ltd.
Sarwedi. 2011. Investasi Asing Langsung di Indonesia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Ekonomi Akuntansi Fakultas Eonomi Universitas Kristen Petra.
Sritua Arif dan Adisasono. 1987. Modal Asing dan Beban Utang Luar Negeri dan Ekonomi Indonesia. Jakarta, UI Press
Tan, Syamsurijal. 2013. Perencanaan Pembangunan : Teori dan Beberapa Implikasinya Untuk Pembangunan Wilayah. Penerbit : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
------  -------------- 2013. Perdagangan Internasional : Teori dan Beberapa Aplikasinya. Penerbit : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
Tan, Amri, Low dan Yam. 2013. Analisis Daya Saing dan Strategi Pembangunan untuk 33 Provinsi di Indonesia. Singapore : World Scientific Publishing Co, Pte, Ltd.
Winarno, Wing Wahyu, 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.




2 comments:

  1. Halo, namaku adalah. Ahmad Maria Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial, dan putus asa, saya dibohongi oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Saron Scott pemberi pinjaman cepat, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar 5.000 euro dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau tekanan dengan tingkat bunga hanya 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah itu diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan. Jadi saya berjanji akan membagikan kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi Ny. Sharon Scott melalui email: sharonscottloanfirm007@mail.com
    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ahmadmaria636@gmail.com
    Sekarang, aku akan selalu mengucapkan terima kasih ma aku mencintaimu

    ReplyDelete
  2. Halo, namaku adalah. Ahmad Maria Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial, dan putus asa, saya dibohongi oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Saron Scott pemberi pinjaman cepat, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar 5.000 euro dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau tekanan dengan tingkat bunga hanya 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah itu diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan. Jadi saya berjanji akan membagikan kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi Ny. Sharon Scott melalui email: sharonscottloanfirm007@mail.com
    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ahmadmaria636@gmail.com
    Sekarang, aku akan selalu mengucapkan terima kasih ma aku mencintaimu

    ReplyDelete

Designed By OMG